Puisi Zainal Purwanto*

Sumber ilustrasi: doc/g

Sakti
 
Tegar merampas
Keras menyentak
Urat-urat tercerabut
Dari ubun- ubun dan dada sendiri
Katamu "aku sakti...!"
 
Diamlah kau bait sunyi
Heningkan waktuku setidaknya
Untuk saat ini
 
Diamlah dan miringkan kepalamu untuk denting piano yang kian kabur itu
Lagu yang didengungkan otakmu kini mewujud kehampaan
Tapi terus saja kau teriak "aku sakti!"
 
Diam dan mengemislah,
Bungamu kini dijajah kemarau
Akarmu nanti ditunggu badai
 
Diam dan memelaslah
Masamu kini dipaksakan
Akhirmu nanti dipersoalkan
Dihadapan-Nya yang Maha Sakti
 
                                                Agustus, 2020
 
Bendera
 
Pada tiang terpancang, tenang
Angin dan warna-warna
Permainan belaka
Berkibar hari ini
Dicatat berabad-abad lamanya
Atau dilupakan tersia-sia
 
Wajah-wajah tengadah para pemuja
Adakah yang memuja?
Siapa yang memuja?
Pada jiwa terikat, lekat
Nyanyian, sorak gempita
Pengawalnya
Tak sedikit pun terpikir
Akan mengganti warna
Ini bendera kita
Bukan milik mereka
 
Lalu seribu bendera berkibar bersama
Lalu sejuta bendera membelai angkasa
Dunia pun berwarna-warna
Jika satu rubuh, yang lain menggantinya
Sedangkan wajah-wajah pemuja terus tengadah
Setitik di batin terpikir                           
Ini bendera kita
Bukan milik mereka

                                    September, 2014
 
Percakapan
 
Kau datang, membawa oleh-oleh
Sebuah harapan
Ku katakan, simpan saja
Kau segera pergi, tanpa menoleh
Meninggalkan catatan
"Ambillah dariku
Jangan biarkan terbengkalai
Di beranda kehidupan"
 
                                    September 2014
 
Sajak
 
Akhirnya mesti kutuliskan lagi
Setelah lama menggumpal dalam dada
Karena begitu dalam ia menghiba
 
Akhirnya mesti kulukiskan lagi
Sekian masa menjuntai di mata
Karena begitu manja ia bercanda
 
Demikian mesti kuluapkan pula
Sajak demi sajak dari mata air jiwa
Agar hasrat ini mengalir tiba di muara
 
                                      September, 2014
--------------- 
*Zainal Purwanto adalah penyair. 
Wakil Sekretaris Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) MWC NU Pasongsongan. 
Penyair juga bergiat di Lesehan Sastra Lesbumi NU Pasongsongan. 

 


Posting Komentar

0 Komentar