Puisi-puisi Zainal Purwanto*

NU Online Pasongsongan

November

Mendung,

Mengiring rintik pagi hari
Matahari tersedak air matanya sendiri
Jadi malas mengangguk pada pamit seorang pendaki mimpi 

Hujan,

Merendam kaki nenek dengan kue cucur sebaki
Dagangan hari ini penyangga perut si yatim yang tak sempat terisi nasi
Cucunya sendiri
Di antara jerit klakson dan sopir yang marah karena lampu merah
Menatap seorang bocah dalam mobil meniup terompet naga, penanda akhir tahun segera tiba
Ah lupakan, ia mungkin hanya bisa meniup cerita sampai cucu terlena 

Hujan november

Merendam mimpi nenek di lampu merah
Hasil jualan apa cukup ditukar nasi untuk berdua, dan terompet naga?
Sedangkan pembeli terganti lalat datang dan pergi
Klakson terus menjerit sepanjang pagi
Senyaring perut si yatim menunggu nasi 

Hujan november

Mengguyur cerita di sebuah pagi
Seorang nenek dengan kue sebaki
Di antara jerit klakson dan sopir yang marah karena lampu merah 

Pasongsongan, November 2021

 

Payung 

Sejak musim merangkak

Bunga bunga mulai menari mekar kelopak
Tangkai berderak kuncup tersibak

Digenggam tangan sejoli berpacaran

Atau si kecil yang menawarkan dengan imbalan
Tergopoh ditenteng para ajudan
Atau di lapak pedagang mengutuk hujan

Tak usah tanya warna

Bagi sebagian orang jadi penyambung nyawa
Dan bagi lainnya hiasan belaka

Saat penghujung musim nanti

Bunga bunga mulai ciut tapi tak mati
Tidur panjang bagai kalong sampai hujan turun lagi
Mekar dengan agak pucat dan tangkai yang mulai berkarat

Pasongsongan, November 2021

 

*Penyair adalah penggiat di Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Pasongsongan. Berbagai tulisannya telah dimuat berbagai media. Saat ini penyair tinggal di Pasongsongan dan Lenteng, Kabupaten Sumenep. 

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Top Soccer Betting Sites in Canada | Vie Casino カジノ シークレット カジノ シークレット 카지노 카지노 happyluke happyluke 742Best New Online Bookies [Updated for 2021]

    BalasHapus