Kata Pengantar


Jauh sebelum ledakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menyihir dunia menjadi (seperti) dalam lipatan kertas, Marshall McLuhan dalam bukunya The Gutternberg Galaxy(1962) telah meramalkan bahwa suatu ketika akan tiba pada masanya dunia seperti dalam genggaman. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran negara-bangsa (nation state) di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kekhawatiran akan terkikisnya nasionalisme akibat maraknya gerakan ideolagi transnasional yang memboncengi kemajuan TIT tersebut. 

Ya, inilah pencapaian peradaban manusia yang memaksa dunia menjadi (seperti) global villagesebagaimana yang dipersepsikan McLuhan. Setuju ataupun tidak, kita tidak bisa lari dari kenyataan ini. Justeru sebaliknya—dengan memanfaatkan kemajuan digital—kita juga bertanggung jawab melawan derasnya faham yang dapat mengikis nasionalisme serta ideolagi yang menjauhkan Islam sebagai agama yang rahmatan lilalamin. KH.Said Aqil Siradj menyebutnya sebagai jihad di media social (medsos). 

Oleh karena itu, saya selaku Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pasongsongan masa khidmah 2020-2025 mengucapkan terimakasih kepada KH. Moh. Mustofa Mukammal sebagai Rais Syuriyah MWCNU Pasongsongan, K. Ahmad Riyadi sebagai Ketua Pengurus Tanfidziyah beserta jajarannya, Pengurus Lembaga dan jajaran Syuriyah MWCNU Pasongsongan yang tidak bisa saya sebut satu-persatu. Tentu saja, dengan semangat beliau semua, LBM MWCNU Pasongsongan akan terdorong untuk lebih maju dan go public di era digital ini.

Secara khusus, ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada sahabat Aminullah S.S. selaku Pemred NU Online Pasongsongan yang telah memberi ruang atau beranda (website) tersendiri kepada LBM guna mempublikasikan hasil bahtsul masail yang dilaksanakan di setiap Ranting NU se-Kecamatan Pasongsongan. Begitu pula, ucapan sakalangkong se rajeh kepada Pengurus Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) MWCNU Pasongsongan yang bekerja serius sesuai dengan tanggung jawab dan profesionalismenya.

Untuk postingan kali ini, sebenarnya merupakan kumpulan hasil bahtsul masail LBM-MWCNU Pasongsongan masa khidmah 2016-2020 yang sudah dicetak dalam bentuk buku. Namun, karena media online lebih mudah diakses oleh pembaca, maka sangat penting “kumpulan hasil bahtsul masail” ini diterbitkan secara online di media NU Online Pasongsongan.

Pepatah mengatakan, tidak ada gading yang tidak retak. Demikian pula dengan penyusunan hasil bahtsul masailini yang tentu saja tidak lepas dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, saya mewakili tim penyusun sangat berterima kasih jika pembaca tidak segan mengkritisi, mengkoreksi, memperbaiki dan menyempurnakan isi dari penyusunan hasil bahtsul masail ini.

Demikian isi pengantar ini. Semoga penyusunan hasil bahtsul masail ini menjadi khazanah keilmuan yang dinamis serta bermanfaat bagi ummat.

Pasongsongan, Januari 2021

M. Kamilul Himam

 


1. WAQOF YANG MANDEG

 

Deskripsi masalah:

Sebuah masjid yang akan dibangun dengan menggalang penghimpunan dana dari masyarakat akhirnya terhenti pembangunannya disebabkan oleh satu hal dan tidak bisa dilanjutkan lagi. Sedangkan dana yang terkumpul dari masyarakat sudah dibelanjakan dan berwujud bangunan meski belum layak digunakan.

Pertanyaan:

a.   Siapa yang bertanggungjawab terhadap sumbangan masyarakat untuk pembangunan masjid tersebut?

b. Haruskah dana yang terkumpul itu dikembalikan kepada para penyumbang?

c.   Bisakah dibenarkan, jika kemudian ada yang berinisiatif untuk kemaslahatan lain yang berbeda dengan maksud awal penyumbang? 

Jawaban:

a.   Nadhir

b. Tidak harus, bahkan tidak boleh

c.   Tidak bisa dibenarkan, kecuali ada kesepakatan dari seluruh penyumbang untuk mengajukan kepada nadhir supaya dialihkan kepada kemaslahatan lain.

Referensi:

( قولهوأفتىابنالصباغبأنله ) أيللناظر ( وقولهالاستقلالبذلك ) أيبأخذالأقلمننفقتهوأجرةمثله، اعانة الطالبين: 3/186

قالابنحجروالاظهرانالملكفيرقبةالموقوفعلىمعيناوجهةينتقلالىاللهتعالىايينفكعناختصاصالادميين "  تحفةالمحتاج : ج 6 ص 272

لايجوزتغييرالوقفعنهيئته،فلاتجعلالداربستانا،ولاحماما،ولابالعكس،إلاإذاجعلالواقفإلىالناظرمايرىفيهمصلحةللوقف،وفيفتاوىالقفال : أنهيجوزأنيجعلحانوتالقصارينللخبازين،فكأنهاحتملتغييرالنوعدونالجنس (الروضة فى كتاب الوقف)

  

 

2. TAHAJJUD SEBELUM TIDUR


Deskripsi masalah:

Ada seorang penderita insomnia (sulit tidur) punya semangat ibadah yang cukup tinggi. Namun masalah timbul ketika dia ingin mendirikan shalat tahajjud yang disyaratkan harus dilakukan setelah tidur, sementara dirinya sukar tidur.

Pertanyaan:

a.   Adakah qaul yang memperbolehkan melaksanakan shalat tahajjud sebelum tidur?

b.  Jika tidak ada, adakah ibadah yang bisa dilakukan untuk mengimbangi shalat tahajjud dengan segala fadlilahnya?

Jawaban:

a.   Tidak ada

b.  Ada, yaitu shalat qabliyah dhuhur empat rakaat dengan sekali salam di awal waktu

Referensi:

ومنالنفلالمطلققيامالليل،وإذاكانبعدنومولوفيوقتالمغربوبعدفعلالعشاءتقديماًيسمىتهجداً (نهايةالزينحاشيةعلىفتحالمعين)

( ثُمَّتَهَجَّدَ ) الْهُجُودُفِياللُّغَةالنَّوْمُ،يُقَالُ : هَجَدَإذَانَامَ،وَتَهَجَّدَ : أَزَالَالنَّوْمَكَأَثِمَوَتَأَثَّمَ،وَفِيالِاصْطِلَاحِصَلَاةُالتَّطَوُّعِلَيْلًابَعْدَالنَّوْمِقَالَهُالرَّافِعِيُّ،قَالَ : وَسُمِّيَتْبِذَلِكَلِمَافِيهَامِنْتَرْكِالنَّوْمِفَهُوَمِنْبَابِقَصْرِالْعَامِعَلَىبَعْضِأَفْرَادِهِ،وَذَكَرَالْمَاوَرْدِيُّأَنَّهُمِنْالْأَضْدَادِيُقَالُ : تَهَجَّدَإذَاسَهِرَوَتَهَجَّدَإذَانَامَ،انْتَهَى .(حاشيتا قليوبي وعميرة: 3/144)

وللطبراني: من صلى قبل الظهر اربع ركعات كأنما تهجد بهن من ليلته ومن صلاهن بعد العشاء كمثلهن من ليلة القدر. (نصائح العباد: 21)

 

 

3. QIBLAT MASJID BERGESER

 

Deskripsi masalah:

Sebuah masjid berdiri ratusan tahun yang lalu, seiring berlalunya waktu, sedikit demi sedikit qiblatnya bergeser, sehingga sekarang sudah bergeser sampai 30 derajat dari arah qiblat yang seharusnya, sedangkan di masjid tersebut tidak ada petunjuk arah qiblat yang bisa dijadikan petunjuk.

 

Pertanyaan:

a.   Sahkah shalat jum’at yang dilakukan, jika makmumnya berbeda-beda arahnya menghadap?

b. Haruskah takmir masjid membuat tanda arah qiblat? Bagaimana jika tidak membuat tanda penunjuk arah?

 

Jawaban:

a.   Menurut pendapat yang unggul tidak sah karena harus menghadap kiblat secara tepat walaupun bagi orang yang berada di luar kota makkah, namun menurut pendapat yang kedua sah, dan dianggap cukup menghadap arah kiblat (meskipun tidak secara tepat) dalam arti bagi orang yang jauh dari ka’bah cukup menghadap salah satu dari empat arah yang ka’bah berada disana", ini pendapat yang kuat yang di pilih oleh al-Ghozali dishahihkan oleh Imam al-Jurjani, Ibnu kaj dan Abi ‘ishruun, imam mahalli juga mantap memakai pendapat ini.Imam Adzru’I berkata “sebagian sahabat berkata, pendapat ini baru tapi pendapat yang dipilih karena bentuk ka’bah itu kecil yang mustahil seluruh penduduk dunia bisa menghadapnya (secara tepat) maka cukuplah arahnya saja karenanya dihukumi sah orang-orang yang sholat dengan shof (barisan) yang panjang bila jauh dari ka’bah meskipun maklum bila sebagian dari mereka keluar dari kiblat (secara tepat)

b. Jika mengikuti pendapat pertama maka harus membuat, jika mengikuti pendapat kedua tidak harus.

 

Referensi:

(مسألةك) : الراجحأنهلابدمناستقبالعينالقبلة،ولولمنهوخارجمكةفلابدمنانحرافيسيرمعطولالصف،بحيثيرىنفسهمسامتاًلهاظناًمعالبعد،والقولالثانييكفياستقبالالجهة،أيإحدىالجهاتالأربعالتيفيهاالكعبةلمنبعدعنهاوهوقويّ،اختارهالغزاليوصححهالجرجانيوابنكجوابنأبيعصرون،وجزمبهالمحلي،قالالأذرعي : وذكربعضالأصحابأنهالجديدوهوالمختارلأنجرمهاصغيريستحيلأنيتوجهإليهأهلالدنيافيكتفىبالجهة،ولهذاصحتصلاةالصفالطويلإذابعدواعنالكعبة،ومعلومأنبعضهمخارجونمنمحاذاةالعين،(بغية المسترشدين : 1/78)

 

4. HUKUM GRATIFIKASI DALAM ISLAM

 

Deskripsi maslah:

Akhir-akhir ini banyak pejabat yang tersandung masalah, mulai dari korupsi, kolusi, nepotisme, suap, gratifikasi dan lain sebagainya. Gratifikasi sendiri mempunyai arti pemberian dalam arti luas kepada pejabat pemerintah, di luar gaji yang telah ditentukan.

 

Pertanyaan:

a.   Adakah istilah khusus dalam islam tentang gratifikasi tersebut?

b. Bagaimana Islam menghukumi gratifikasi ini?

Jawaban:

a.   Jika maksud dari pemberian tersebut adalah untuk memuluskan atau sebagai pelicin agar apa yang diinginkan bisa tercapai maka gratifikasi bisa dikategorikan ‘risywah’

b. Haram secara mutlak bagi yang menerima, sedangkan bagi pemberi jika memang untuk mendapatkan haknya dan tidak akan tercapai tanpa gratifikasi maka boleh, jika tidak maka haram.

Referensi:

 

قَالَالشَّيْخُمُحَمَّدٌبْنُعُمَرَنَوَوِيالْجَاوِيُ: وَأَخْذُالرِّشْوَةِبِكَسْرِالرَّاءِوَهُوَمَايُعْطِيْهِالشَّخْصُلِحَاكِمٍأَوْغَيْرِهِلِيَحْكُمَلَهُأَوْيَحْمِلَهُعَلىَمَايُرِيْدُكَذَافِيالْمِصْبَاحِوَقَالَصَاحِبُالتَّعْرِيْفَاتِوَهُوَمَايُعْطَىلإِبْطَالِحَقٍّأَوْلإِحْقَاقِبَاطِلٍاهـ(مرقاةصعودالتصديقص 74.)

فرعقدذكرناأنالرشوةحراممطلقاوالهديةجائزةفيبعضفيطلبالفرقبينحقيقتيهمامعأنالباذلراضفيهماوالفرقمنوجهينأحدهماذكرهابنكجأنالرشوةهيالتييشرطعلىقابلهاالحكمبغيرالحقأوالامتناععنالحكمبحقوالهديةهيالعطيةالمطلقةوالثانيقالالغزاليفيالإحياءالمالإمايبذللغرضآجلفهوقربةوصدقةوإمالعاجلوهوإمامالفهوهبةبشرطثوابأولتوقعثوابوإماعملفإنكانعملامحرماأوواجبامتعينافهورشوةوإنكانمباحافإجارةأوجعالةوإماللتقربوالتوددإلىالمبذوللهفإنكانبمجردنفسهفهديةوإنكانليتوسلبجاههإلىأغراضومقاصدفإنكانجاههبالعلمأوالنسبفهوهديةوإنكانبالقضاءوالعملفهورشوة. روضةالطالبينج: 11 ص: 144

وقبولالرشوةحراموهيمايبذلللقاضيليحكمبغيرالحقأوليمتنعمنالحكمبالحقوإعطاؤهاكذلكلأنهإعانةعلىمعصيةأمالورشيليحكمبالحقجازالدفعوإنكانيحرمعلىالقاضيالأخذعلىالحكممطلقاأيسواءأعطيمنبيتالمالأملاويجوزللقاضيأخذالأجرةعلىالحكملأنهشغلهعنالقيامبحقه. (نهايةالزين: 370)

 

 

5. TERNAK DIBERI MAKAN NAJIS

 

Deskripsi masalah:

Untuk menghemat pengeluaran, di beberapa tempat ada peternak yang memberi makan ternaknya dengan bahan yang jelas najis seperti kotoran dan lain sebagainya. Pada gilirannya nanti binatang tersebut disembelih dan dikonsumsi.

Pertanyaan:

Bolehkah mengkonsumsi daging binatang yang jelas-jelas dagingnya dari benda najis tersebut?

 

Jawaban:

Bila terjadi perubahan pada bau, rasa atau warna pada daging yang diberi makan kotoran manusia tersebut maka mengkonsumsi daging tersebut hukumnya makruh, bila tidak terjadi perubahan pada dagingnya meskipun ia hanya diberikan makanan kotoran manusia maka tidak makruh.

 

Referensi:

ويكرهجلالةولومنغيرنعمكدجاجإنوجدفيهاريحالنجاسة( قولهويكرهجلالة) أيويكرهأكللحمالجلالةوبيضهاوكذاشربلبنهالخبرأنهصلىاللهعليهوسلمنهىعنأكلالجلالةوشربلبنهاحتىتعلفأربعينليلةرواهالترمذيوزادأبوداودوركوبهاوالجلالةهيالتيتأكلالجلةوهيبفتحالجيموكسرهاوضمهاالبعرةكذافيالقاموسلكنالمرادبهاهناالنجاسةمطلقا ..وقولهإنوجدفيهاريحالنجاسةتقييدللكراهةأيمحلالكراهةإنظهرفيلحمهاريحالنجاسةومثلهماإذاتغيرطعمهأولونهوعبارةالتحفةمعالأصلوإذاظهرتغيرلحمجلالةأيطعمهأولونهأوريحهكماذكرهالجوينيواعتمدهجمعمتأخرونومناقتصرعلىالأخيرأرادالغالباهـ فإنلميظهرماذكرفلاكراهةوإنكانتلاتأكلإلاالنجاسة. (اعانة الطالبين: 2/351)

 

 

 

6. HUKUM JUAL BELI KREDIT

 

Deskripsi masalah:

Belakangan ini marak jual beli kendaraan dengan sistem kredit. Jika kredit satu tahun setiap bulan harus bayar Rp. 1 juta, sedangkan jika kredit dua tahun setiap bulan harus bayar Rp. 600 ribu.

 

Pertanyaan:

Bagaimana hukum jual beli dengan cara tersebut?

 

Jawaban:

Menjual barang dengan sistem kredit yang dikenal dalam fikih dengan istilah bai’ bi tsaman ajil (menjual barang dengan harga tempo) penjualan model seperti ini hukumnya sah-sah saja.

Saat terjadi penjualan barang dengan memakai sistem kredit yang perlu diperhatikan adalah adanya pilihan harga yang jelas dari kedua belah pihak, sehingga tidak terjadi penjualan satu barang dengan dua harga (bai’atun fi bai’ataini)yang dilarang dalam Hadits riwayat at-Tirmidzi. Semisal penjual bilang pada pembeli, “Aku jual barang ini kepada kamu dengan harga 1.000 kontan atau dengan harga 2.000 dengan tempo (kredit), terserah kamu pilih harga yang mana.” Kemudian pembeli membawa barang tanpa menentukan pilihan harga yang jelas.

Referensi:

والثانيأنيقولبعتكهبألفنقداأوبألفيننسيئةفخذهبأيهماشئتأوشئتأناوهوباطل، أمالوقالبعتكبألفنقداوبألفيننسيئةأوقالبعتكنصفهبألفونصفهبألفين

فيصحالعقد (روضة الطالبين: 3/397)

.قالشيخالإسلامفيبابفيمانهيعنهمنالبيوعمانصه : وعنبيعتينفيبيعةرواهالترمذيوغيرهوقالحسنصحيح،كبعتكهذابألفنقداأوبألفينلسنةفخذهبأيهماأوأشاء،وعدمالصحةفيهللجهلبالغرض. فتحالوهاببهامشبجيرمي ٢/٢٠٩ وعنبيعتينفيبيعةرواهالترمذيوصححهبأنأىكأنيقولبعتكبألفنقداوألفينإلىسنةفخذبأيهماشئتأنتأوأناأوشاءفلانللجهالةبخلافهبألفنقداوألفينلسنةوبخلافنصفهبألفونصفهبألفين. الشرواني ٤/٢٩٥ ومغنيالمحتاج ٢/٣١ ونهايةالمحتاج ٤/٤٤٥ وتحفةالمحباج ٤/٢٩٥ إنابنالرفعةنقلعنالقاضيأنالمسئلةمفروضةعلىأنهأيالمشتريقبلعلىالإبهامأمالوقالقبلتبألفنقداأوبألفينبالنسيئةصحذلك.ردودالأباطيل ٢/٣٣٠

                                                                                                                 

 

7. ZAKAT HASIL PERTANIAN

 

Deskripsi Masalah:

Sebagaimana dimaklumi, yang wajib dikeluarkan dari zakat pertanian adalah 5% jika pengairannya membutuhkan biaya, dan 10% jika pengairannya tanpa biaya/alami.

Pertanyaan:

Berapa yang wajib dikeluarkan jika pertanian tersebut dalam setengah musim pengairannya berbiaya, dan setengahnya tanpa biaya?

 

Jawaban:

Wajib dipersenkan dari kedua-duanya

Referensi:

ولوسقيبمافيهمؤنةوغيرهوجبالقسطمنكل،باعتبارعيشالزرعوالثمرونمائها،لابأكثرالمدتين. ولابعددالسقيات. فلوكانتالمدةمنوقتالزرعالىوقتالإدراكثمانيةأشهر،واحتيجفياربعةمنهاالىسقيتينفسقيبالمطر،وفيالأربعةالأخرىالىسقيتينفسقيبالنضح،وجبثلاثةأرباعالعشر،أواحتاجفيستةمنهاالىسقيتينفسقيبماءالسماء،وفيشهرينالىثلاثسقياتفسقيبالنضح،وجبثلاثةأرباعالعشر،وربعنصفالعشراعانةالطالبينج٢ص١٦١

Artinya: Jika tanaman disiram dengan menggunakan biaya dan tanpa biaya maka wajib dipersenkan dari kedua-duanya dengan menghitung pada pertumbuhan tanaman dan paninnya bukan menghitung banyak waktu dan banyaknya siraman. Jika waktu menanam sampai panen membutuhkan waktu 8 bulan, dibutuhkan pada empat bulan terhadap dua siraman dengan dihujan ( tanpa biaya). Dan dibutuhkan empat bulan selanjutnya dua siraman dengan disiram pakai timba (membutuhkan biaya) maka wajib mengeluarkan zakat sebesar 7,5% (tsalats arba'il usyri). Atau dibutuhkan enam bulan pada dua siraman dengan hujan (tanpa biaya) dan dua bulan berikutnya dibutuhkan tiga kali siraman dengan timba (berbiaya) maka wajib mengeluarkan 7,5% +1,25% = 8,75% (kitab I'anatuth thalibin juz 2 hlm. 161).

 

 

8. WANITA TIDAK DIKETAHUI ORANG TUANYA

 

Deskripsi masalah:

Sewaktu masih bayi, seorang wanita asal Sumatra diadopsi oleh orang Madura. Ketika akan menikah, orang tua atau wali dari wanita tersebut sudah tidak terlacak keberadaan dan alamatnya.

 

Pertanyaan:

a.   Siapakah yang berhak menikahkan wanita tersebut?

b. Jika seandainya ada yang mencari langsung ke sumatera dan dimungkinkan menemukan walinya, apakah pernikahannya harus ditunda sampai ada kejelasan ditemukan atau tidaknya wali wanita tersebut?

c.   Jika pernikahan sudah dilaksanakan (sesuai dengan poin a) lalu datanglah wali wanita tersebut bagaimana hukum pernikahannya? Haruskah pernikahan itu diperbaharui?

 

Jawaban:

a. Yang berhak adalah Wali Hakim

b. Tidak usah menunggu wali tersebut dengan syarat jaraknya jauh seukuran mengqashar shalat (lebih 81 km)

c.   Hukumnya tetap shah dan tidak harus memperbaharui nikah untuk lebih hati-hati boleh melakukan tajdid al nikah.

Referensi:

فاذاعدمالوليفالحاكمفيمحلولايته..... الىانقال..... ويزوجالحاكمايضااذاغابالوليبمسافةالقصر..... (تنويرالقلوبص٣٤٦)

 

 

 

9. KEANEKARAGAMAN SHALAWAT

 

Deskripsi Masalah:

Di tengah-tengah masyarakat selama ini sudah banyak sekali bermacam-macam shalawat yang diamalkan, baik secara berjamaah atau dibaca sendiri-sendiri, ada shalawat nariyah, thibbil qulub, munjiyat dan lain sebagainya.

 

Pertanyaan:

a.   Adakah Dalil al-Qur'an dan al Hadits mengenai keanekaragaman naskah shalawat tersebut?

b. Bisakah kita membuat sendiri nama dan naskah shalawat sesuai dengan keperluan dan keinginan kita?

 

Jawaban:

a.   ada, di dalam Al Quran :

اناللهوملائكتهيصلونعلىالنبيياأيهاالذينآمنواصلواعليهوسلمواتسليما

      al Hadits :

اللهمصلعلىمحمدعبدكورسولككماصليتعلىآلإبراهيموباركعلىمحمدوعلىآلمحمدكماباركتعلىإبراهيم(فتح الباري: 8/532-534)

dan hadits lain yang berbeda-beda

b. Sesuai hadits di atas, dalam kitab fathul Bari bahwa diperbolehkan shalawat selain pada Nabi Muhammad saw dengan berdasar pada hadits Wa’alâ âli Ibrâhîmanamun kebolehan itu dibatasi yaitu bila berstatus Tab'an (ikut serta setelah shalawat pada Nabi Muhammad saw). Oleh karena itu dilarang Mustaqillan (tersendiri). Argumen ini bahwa hal tersebut adalah syi'ar yang khusus tertuju pada Nabi Muhammad saw maka tidak boleh menulis atau mengatakan Abu Bakar Shallallah ‘alaihi wasallamwalaupun maknanya shah.

 

Referensi:

واستدلبهذاالحديثعلىجوازالصلاةعلىغيرالنبيصلىاللهعليهوسلممناجلقولهفيه "وعلىآلإبراهيمواجابمنمنعبانالجوازمقيداذاوقعتبعاوالمنعاذاوقعمستقلاوالحجةفيهانهصارشعاراللنبيصلىاللهعليهوسلمفلايشاركهغيرهفيهفلايقالقالابوبكرصلىاللهعليهوسلموانكانمعناهصحيحاويقالصلىاللهعلىالنبيوعلىصديقهاوخليفتهونحوذالك. وقريبمنهذاانهلايقالقالمحمدعزوجلوانكانمعناهصحيحالانهذاالثناءصار. شعاراللهسبحانهفلايشاركهغيرهفيه. )فتحالباريج٨ص٥٣٢-٥٣٤(

 

 

10. REZEKI BAYI YANG BARU LAHIR

 

Deskripsi masalah:

Ketika seorang pasangan suami istri mendapatkan anugrah seorang bayi, banyak sekali keluarga, tetangga dan kerabat yang berdatangan menjenguk. Tidak jarang di antaranya memberikan sesuatu baik berupa pakaian bayi, popok, sabun mandi, deterjen, dan lain sebagainya. Ketika memberikan barang-barang tersebut terkadang ada yang disertai perkataan: "rezeki buat si kecil", atau "ini untuk si bayi".

 

Pertanyaan:

a.   Milik siapakah barang yang diberikan seperti deskripsi di atas?

b. Apa status barang yang diberikan tersebut?

c.   Dapatkah dibenarkan perkataan "untuk si bayi", sedangkan bayi masih tidak bisa bertasharruf?

 

Jawaban:

a.   Jika ada Qorinah milik si bayi maka kepemilikan berada pada si bayi, namun jika tidak ada Qorinah maka orang tua bisa mentasharrufkannya.

b. Hadiah

c.   Boleh ketika untuk tajammul

Referensi:

أ- الهداياالمحمولةعندالختانملكللابوقالجمعللإبنفعليهيلزمالأبقبولها،ومحلالخلافاذااطلقالمهديفلميقصدواحدامنهماوالافهيلمنقصدهاتفاقاويجريذالكفيمايعطاهخادمالصوفيةفهولهفقدعندالاطلاقاوقصدهولهمعندقصدهمولهولهمعندقصدهمااييكونلهالنصففيمايظهروقضيةذالكانمااعتيدفیبعضالنواحیمنوضعطاسةبينيديصاحبالفرحليضعالناسفيهادراهمثميقسمعلىالحالقاوالخاتناونحوهمايجريفيهذالكالتفصيلفانقصدذالكوحدهاومعنظرائهالمعاونينلهعملبالقصدوانأطلقكانملكالصاحبالفرحيعطيهلمنيشاء (كتابفتحالمعينوبهامشهاعانةالطالبينج٣ص١٨٣

ج- تنبيهمتىحللهالأخذواعطاهلأجلصفةمعينةلميجزلهصرفمااخذهفيغيرهافلواعطاهدرهماليأخذبهرغيفالميجزلهصرفهفيإداممثلااوأعطاهرغيفاليأكلهلميجزبيعهولاالتصدقبهوهكذاالاانظهرتقرينةبانذكرالصفةلنحوتجملكقولهلتشرببهقهوةمثلافيجوزصرفهفيماشاءحاشيتاقليوبيوعميرة

 

 

11. BHUJU' TAMONI

 

Di zaman yang serba modern ini, ada kalanya masyarakat masih terpengaruh oleh tradisi atau petuah lama dari para sepuh di antaranya adalah adanya bhuju' tamoni yang terletak di wilayah batuan sumenep. Menurut kepercayaan orang-orang tua, jika punya anak yang selalu meninggal di usia kecil, maka ari-arinya (tamoni) dianjurkan untuk dibawa ke bhuju' tamoni dan digantung di sana agar bisa panjang umur dan tidak meninggal lagi.

 

Pertanyaan:

a.   Apakah perbuatan tersebut melanggar syariat islam? Kenapa?

b. Bagaimana sebenarnya yang harus dilakukan terhadap ari-ari (tamoni) menurut syariat islam?

 

Jawaban:

a.   Melanggar syariat ketika meyakinkan yang memberi ta'tsir adalah hal tersebut selain Allah dan menjadi kafir, namun jika berkeyakinan yang memberi ta'tsir adalah Allah bersamaan dengan hal tersebut maka secara dhahir tidak kufur walaupun perbuatan tersebut termasuk qobih (perbuatan jelek)

b. Sunnah dikubur

ومنهذاالدليليعلمأنهلاتاثيرلشيئمنالناروالسكينوالأكلوالإخراقوالقطعوالشيعبلاللهتعالىيخلقالإخراقفيالشيئالذىمستهالنارعندمسهالهويخلقالقطعفيالشيئالذىباشرتهالسكينعندمباشرتهالهويخلقالشبععندالأكلوالرىعندالشربفمناعتقدأنالنارمحرقةبطبعهاوالماءيروىبطبعهوهكذافهوكافربإجماع (كفاية العوام ص44)

مسالةكجعلالوسائطبينالعبدوبينربه،فانصاريدعوهمكمايدعواللهفىالامورويعتقدتاثيرهمفيشئمندوناللهتعالىفهوكفر،وانكاننيتهالتوسلبهماليهتعالىفىقضاءمهماته،معاعتقاداناللههوالنافعالضارالمؤثرفىالاموردونغيرهفالظاهرعدمكفرهوانكانفعلهقبيحابغيةالمسترشدين٣٠٨

 

 Masyimah terbagi menjadi dua:

1.   Masyimah yang tersambung dengan pusar disebut ari-ari status hukumnya sunnah dikuburkan bila bayinya tidak mati seketika pada waktu pemotongan sedang bila bayinya mati saat pemotongan atau lahir sudah dalam keadaan mati maka hukumnya sama dengan bayinya artinya wajib dikuburkan

2.   Masyimah yang menjadi pembungkus bayi disebut uterus tidak terdapat kewajiban apapun.

فَرْعٌآخَرُهَلْالْمَشِيمَةُجُزْءٌمِنْالْأُمِّأَمْمِنْالْمَوْلُودِحَتَّىإذَامَاتَأَحَدُهُمَاعَقِبَانْفِصَالِهَاكَانَلَهُحُكْمُالْجُزْءِالْمُنْفَصِلِمِنْالْمَيِّتِفَيَجِبُدَفْنُهَا،وَلَوْوُجِدَتْوَحْدَهَاوَجَبَتَجْهِيزُهَاوَالصَّلَاةُعَلَيْهَاكَبَقِيَّةِالْأَجْزَاءِأَوَّلًا؛لِأَنَّهَالَاتُعَدُّمِنْأَجْزَاءِوَاحِدٍمِنْهُمَاخُصُوصًاالْمَوْلُودَفِيهِنَظَرٌفَلْيُتَأَمَّلْ .اهـ .سمعَلَىالْمَنْهَجِوَأَقُولُالظَّاهِرُأَنَّهُلَايَجِبُفِيهَاشَيْءٌاهـ .عشعَلَىمر .وَعِبَارَةُالْبِرْمَاوِيِّأَمَّاالْمَشِيمَةُالْمُسَمَّاةُبِالْخَلَاصِفَكَالْجُزْءِ؛لِأَنَّهَاتُقْطَعُمِنْالْوَلَدِفَهِيَجُزْءٌمِنْهُوَأَمَّاالْمَشِيمَةُالَّتِيفِيهَاالْوَلَدُ،فَلَيْسَتْجُزْءًامِنْالْأُمِّوَلَامِنْالْوَلَدِانْتَهَتْحاشيةالجملج7ص142

وَيُسَنُّدَفْنُمَاانْفَصَلَمِنْحَيٍّلَمْيَمُتْحَالًاأَوْمِمَّنْشُكَّفِيمَوْتِهِكَيَدِسَارِقٍوَظُفْرٍوَشَعْرٍوَعَلَقَةٍ،وَدَمِنَحْوِفَصْدٍإكْرَامًالِصَاحِبِهَانهايةالمحتاجج6ص24

 

12. THAHARAH DARI BAK AIR


Deskripsi Masalah:

Ketika bepergian jauh, seringkali kita dituntut untuk shalat, buang air atau bersuci di tengah perjalanan. Tempat yang paling mudah digunakan adalah terminal atau SPBU yang ditemui. Namun, umumnya jeding yang ada menggunakan bak air yang tidak muat sampai dua Qullah.

Pertanyaan:

a.   Bagaimana cara kita memakai jeding tersebut supaya tidak najis dan shah bersucinya?

b. Bagaimana jika dimungkinkan ada orang-orang tidak mengerti najis kemudian memasuki mushalla?

c.   Siapa yang bertanggungjawab untuk mengatasi hal tersebut?

Jawaban:

a.   Ketika airkurang dari 2 qullah maka harus menambah air dengan menghidupkan kran air dan atau cara yang lain.

b. Tidak dihukumi najis karena berdasarkan kemungkinan atau tidak meyakinkan.

c.   Sudah terjawab di poin a dan b

Referensi:

والماء القليل إذا تنجس يطهر ببلوغه قلتين ولو بماء متنجس حيث لا تغير به، قوله والماء القليل إذا تنجس أي بوقوع نجاسة فيه وقوله يطهر ببلوغه قلتين أي بانضمام ماء إليه لا بانضمام مائع فلا يطهر ولو استهلك فيه وقوله ولو بماء متنجس أي ولو كان بلوغه ما ذكر بانضمام ماء متنجس إليه أي أو بماء مستعمل أو متغير أو بثلج أو برد أذيب (إعانة الطلبين ج 1 ص 34)

قطراب بول متفرقات وقعت بمسجد ومر الناس فى المحل مع ترطب ارجلهم لم يجب الا محل البول فقط لا كل المحل للشك فى تنجسه اذ يحتمل مرور المتوضئين على النجاسة وعلى الموضع الطاهر والقاعدة انا لاننجسه للشك إهـ (بغية المسترشدين، 16)

 

13. SHALATRABUBEKASAN

Deskripsi masalah:

Di sebagian daerah,  ada beberapa tokoh yang mengamalkan shalat rabu bekasan, yaitu shalat shalat dengan kaifiyah tertentu yang dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan shafar. Shalat tersebut juga dilaksanakan secara berjamaah bersama orang banyak.

Pertanyaan:

a.   Adakah dalil qath'i yang menjelaskan tentang shalat rabu bekasan?

b.  Bagaimana hukum sebenarnya melaksanakan shalat rabu bekasan berjamaah tersebut?

c.   Bagaimana menyikapi masyarakat yang sudah mengamalkannya secara rutin?

Jawaban:

a.   Tidak ada dalil qath'i yang menjeelaskan kebolehan melaksanakan shalat rabu bekasan

b. Berikut penjelasan dari Almarhum syaikh Hasim Asy'ari:

      Menurut fatwaRais Akbar Almarhum Hadratus syaikh Hasim Asy'ari tidak boleh. Shalat rebo wekasan karena tidak masyru'ah dalam syara' dan tidak ada dalil syar'i. adapun fatwa tersebut sabagaimana dokumen asli yang ada pada cabang NU Sidoarjo berikut ini:

Kados pundi hukumipun ngelampahi shalat rebo wulan shofar, kasebat wonten ing kitab mujarobat lan ingkang kasebat wonten ing akhir bab 18?

فائدة اخرى : ذكر بعض العارفين من اهل الكشف والتمكين أنه ينزل كل سنة ثلاثمائة وعشرون ألفا من البليات وكل ذلك فى يوم الأربعاء الآخير من شهر صفر فيكون فى ذلك اليوم أصعب ايام السنة كلها فمن صلى فى ذلك اليوم اربع ركعات  الخ.
فونافا ساهى فونافا أوون؟ يعنى سنة فونافا حرام؟ أفتونا اثابكم الله؟

Sebagian orang yang ma'rifat dari ahli al-kasyafi dan tamkin menyebutkan: setiap tahun, turun 320.000 cobaan. Semuannya itu pada hari rabu akhir bulan shafar. Maka pada hari itu menjadi sulit-sulitnya hari di tahun tersebut. Barang siapa shalat di hari itu 4 rokaat dst.
Kados pundi hukumipun ngelampai shalat hadiyah ingkang kasebat wonten ing kitab:

حاشية المهى على الستين مسئلة وونتن آخريفون باب يلامتى ميت وَنَصَّهُ: فَائِدَةٌ : ذَكَرَ فىِ نَزْهَةِ الْمَجاَلِسِ عَنْ كِتَابِ الْمُخْتاَرِ وَمَطَالِعِ الاَنْواَرِ عَنْ النَّبِى صلى الله عليه وسلم لا يَاْتِى عَلَى الْمَيَّتِ أَشَدُّ مِنَ اللَّيْلَةِ الأُلَى فَارْحَمُواْ مَوْتَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ يَقْرَأُ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ فِيْهِمَا فَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَآيَةِ الْكُرْسِيِّ وَإِلَهُكُمْ ... وَقُلْ هُوَاللهُ أَحَدْ اِحْدَى عَشْرَةَ مَرَّةً وَيَقُولُ : الّلهُمَّ إِنِّى صَلَّيْتُ هَذِهِ الصَّلاةَ وَتَعْلَمُ مَااُرِيْدُ. اللهم ابْعَثْ ثَواَبَها اِلَى قَبْرِ فُلان فَيَبْعَثُ الله مِنْ سَاعَتِهِ اَلَى قَبْرِهِ اَلْفَ مَلِكِ مَعَ كُلِّ مَلِكِ نُوْرٌ هَدِيَّةً يُؤَنِّسُوْنَةُ فِى قَبْرِهِ اِلَى اَنْ يُنْفَخَ فِى الصُّوْرِ وَيُعْطِىْ اللهُ المُصَلَّى بِعَددِ مَاطَلَعَتْ عَلَيهِ الشَّمْسُ أَلْفَ شَهِيْدٍ وَيُكْسِى أَلْفَ حُلَّةٍ. اِنْتَهَى وَقَدْ ذَكَرَنَا هَذِهِ الْفَائِدَةُ لِعُظْمِ نَفْعِهَا وَخَوْفاً مَنْ ضِيَاعِهاَ، فَيَنْبَغِى لِكُلِّ مُسْلِمٍ اَنْ يُصَلِّيْهَا كُلِّ لَيْلَةٍ لأَمْواَتِ الْمُسْلِمِيْنَ.

الجواب:
بسم الله الرحمن الرحيم وبه نستعين على امور الدنيا والدين وصلى الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم.

أورا وناع فيتواه, اجاء-اجاء لن علاكونى صلاة ربو وكاسان لن صلاة هدية كاع كاسبوت اع سوال, كرنا صلاة لورو ايكو ماهو دودو صلاة مشروعة فى الشرع لن اور انا اصلى فى الشرع. والدليل على ذلك خلو الكتب المعتمدة عن ذكرها كيا كتاب تقريب, المنهاج القويم, فتح المعين, التحرير لن سأفندوكور. كيا كتاب النهاية, المهذب لن إحياء علوم الدين, كابيه ماهو اورا انا كع نوتور صلاة كع كاسبوت.

ومن المعلوم انه لوكان لها أصل لبادروا إلى ذكرها وذكر فضلها, والعادة تحيل ان يكون مثل هذه السنة, وتغيب عن هؤلاء وهم أعلم الدين وقدوة المؤمنين. لن اورا وناع اويه قيتواه أتوا عافيك حكوم ساكا كتاب مجربات لن كتاب نزهة المجالس. كتراعان سكع حواشى الأشباه والنظائر للإمام الحمدى قال : ولا يجوز الإفتاء من الكتب الغير المعتبرة, لن كتراعان سكع كتاب تذكرة الموضوعات للملا على القارى : لا يجوز نقل الأحاديث النبوية والمسائل الفقهية والتفاسير القرانية إلا من الكتب المداولة ( المشهورة) لعدم الإعتماد على غيرها من ودع الزنادقة وإلحاد الملاحدة بخلاف الكتب المحفوظة. انتهى لن كتراعان سكع كتاب تنقيح الفتوى الحميدية : ولا يحل الإفتاء من الكتب الغريبة. وقد عرفت ان نقل المجربات الديربية وحاشية الستين لاستحباب هذه الصلاة المذكورة يخالف كتب الفروع الفقهية فلا يصح ولا يجوز الإفتاء بها. لن ماليه حديث كع كاسبات وونتن كتاب حاشية الستين فونيكا حديث موضوع. كتراعان سكع كتاب القسطلانى على البخارى : ويسمى المختلف الموضوع ويحرم روايته مع العلم به مبينا والعمل به مطلقا. انتهى

قال فى نيل الأمانى : ويحرم روايته أى على من علم او ظن انه موضوع سواء كان فى الأحكام أو فى غيرها كالمواعظ القصص والترغيب إلا مع بيان وضعه لقوله صلى الله عليه وسلم : من حدث عنى يرى انه كذب فهو أحد الكذابين وهو من الكبائر حتى قال الجوينى عن أئمة أصحابنا يكفر معتمده ويراق دمه. والجمهور انه لا يكفر إلا إن ستحله وانما يضعف وترد روايته أبدا, بل يختم ..... انتهى. وليس لأحد أن يستبدل بما صح عن رسول الله صلى الله عليه وسلم انه قال : الصلاة خير موضوع فمن شاء فليستكثر ومن شاء فليستقلل, فان ذلك مختص بصلاة مشروعية سكيرا اورا بيصا تتف كسنتانى صلاة هدية كلوان دليل حديث موضوع, موعكا اورا بيصا تتف كسنتانى صلاة ربو وكاسان كلوان دليل داووهى ستعاهى علماء العارفين, مالاه بيصا حرام, سباب ايكى بيصا تلبس بعبادة فاسدة. والله سبحانه وتعالى أعلم.

(هذا جواب الفقير اليه تعالى محمد هاشم أشعارى جومباع)

Disebutkan dalam nazhatil majalis dari jitab al-muhtar wa matholi'ul anwar. Dari Nabi Saw, tidak datang pada mayit hal yang lebih berat kecuali pada malam pertama. Maka belasilah mereka dengan shodaqoh. Barang siapa yang tidak punya, maka shalatlah 2 rokaat, setiap rokaat membaca fatiha, ayat qursi dan surat al-haakumu al-takasasur....dan qulhuallahuahad 11 kali, dan berdoa ya Allah saya shalat ini, engkau mengetahui apa yang saya kehendaki ya Allah kirimkanlah pahala shalatku ini kepada kuburan fulan bin fulan. Maka Allah akan mengirimkan saat itu juga 1000 malaikat ke kuburan fulan dan setiap malaikat membawa nur sebagai hadiyah yang menghibur dikuburnya, sampai terompret di tiup ( hari kiamat ) dan bagi orang yang melakukan shalat tersebut akan diberi pahala dengan pahala orang yang mati syahid sebanyak benda yang tersinari matahari, dan akan diberi pakaian perhiasan sebanyak 1000 macam. Telah saya sebutkan ini karena sengat besar manfaatnya dan takut tersia-sia. Maka sebaiknya, bagi setiap orang muslim untuk melakukan shalat tersebut pada setiap malam untuk kemanfaatan orang islam yang sudah mati.

c.   Solusi agartidak bertentangan dengan syariat maka harus diniatkan shalat sunnah muthlak.

Referensi:

ولا تصح هذه الصلوات بتلك النيات التى استحسنها الصوفية من غير ان يرد لها اصل فى السنة نعم ان نوى مطلق الصلاة ثم دعا بعدها بما يتضمن نحو استعاذة او استخارة مطلقة لم يكن بذلك بأس (تحفة المحتاج :7/317)

 


 

14. HAFALAN AL-QUR'AN YANG HILANG

Deskripsi masalah:

Seorang pemuda menghafalkan al-qur'an selama masa pendidikannya. Namun, sebelum hafalannya khatam, orang tuanya meninggal sehingga pemuda tersebut menghentikan masa pendidikannya yang otomatis juga menghentikan hafalannya. Kemudian dikarenakan kesibukannya, hafalan yang memang belum lancar itu hilang sedikit demi sedikit.

Pertanyaan:

a.   Apakah hal yang sedemikian itu juga termasuk maksiat?

b. Adakah Qaul yang meringankan, sehubungan dengan hafalannya yang belum lancar dan masih dalam pendidikan?

Jawaban:

a.   Masukmaksiat ketika pemuda tersebut melupakannya dan tidak termasuk maksiat ketika hanya lupa.

b.  Menurut mazhab Maliki melalaikan hafalan al-Qur'an hukumnya makruh sedangkan menurut madzhab syafi'i melalaikan satu huruf saja termasuk dosa besar dan hanya dapat terlebur dengan bertaubat dan kembali menghafalnya.

( وَسُئِلَ ) رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِمَا لَفْظُهُ صَرَّحُوا بِأَنَّ نِسْيَانَ الْقُرْآنِ كَبِيرَةٌ فَكَيْفَ ذَلِكَ مَعَ خَبَرِ الصَّحِيحَيْنِ لَا يَقُولُ أَحَدُكُمْ نَسِيت آيَةَ كَذَا وَكَذَا ، بَلْ يَقُولُ نُسِّيت وَخَبَرُهُمَا أَنَّهُ سَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ فَقَالَ - رَحِمَهُ اللَّهُ - لَقَدْ أَذْكَرَنِي آيَةً كُنْت أَسْقَطْتُهَا وَمَا الْمُرَادُ بِالنِّسْيَانِ وَهَلْ يُعْذَرُ بِهِ إذَا كَانَ لِاشْتِغَالِهِ بِمَعِيشَةِ عِيَالِهِ الَّتِي لَا بُدَّ مِنْهَا ؟ وَهَلْ يَشْمَلُ ذَلِكَ نِسْيَانَ الْخَطِّ بِأَنْ كَانَ يَقْرَؤُهُ غَيْبًا ، وَمِنْ الْمُصْحَفِ فَصَارَ لَا يَقْرَؤُهُ إلَّا غَيْبًا وَفِي عَكْسِهِ هَلْ يَحْرُمُ أَيْضًا ؟ ( فَأَجَابَ ) بِقَوْلِهِ لَا تَنَافِيَ بَيْنَ الْحَدِيثَيْنِ وَالْحَدِيثِ الدَّالِّ عَلَى أَنَّ نِسْيَانَ الْقُرْآنِ كَبِيرَةٌ أَمَّا الْأَوَّلُ فَلِأَنَّ الْأَمْرَ بِأَنْ يَقُولَ نُسِّيتُ بِتَشْدِيدِ السِّينِ أَوْ أُنْسِيت إنَّمَا هُوَ لِرِعَايَةِ الْأَدَبِ مَعَ اللَّهِ تَعَالَى فِي إضَافَةِ الْأَشْيَاءِ إلَيْهِ ؛ لِأَنَّهَا مِنْهُ بِطَرِيقِ الْحَقِيقَةِ خَيْرِهَا وَشَرِّهَا ، وَنِسْبَتُهَا لِلْعَبْدِ إنَّمَا هِيَ مِنْ حَيْثُ الْكَسْبُ وَالْمُبَاشَرَةُ فَأَمَرَنَا بِرِعَايَةِ هَذِهِ الْقَاعِدَةِ الْعَظِيمَةِ النَّفْعِ الْعَزِيزَةِ الْوَقْعِ الَّتِي ضَلَّ فِيهَا الْمُعْتَزِلَةُ وَمَنْ تَبِعَهُمْ كَالزَّيْدِيَّةِ ، فَلَيْسَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّ النِّسْيَانَ كَبِيرَةٌ وَلَا أَنَّهُ غَيْرُ كَبِيرَةٍ كَمَا اتَّضَحَ مِمَّا قَرَّرْته .وَأَمَّا الثَّانِي فَهُوَ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ الْمُرَادَ بِالنِّسْيَانِ الْمُحَرَّمِ أَنْ يَكُون بِحَيْثُ لَا يُمْكِنُهُ مُعَاوَدَةُ حِفْظِهِ الْأَوَّلِ إلَّا بَعْدَ مَزِيدِ كُلْفَةٍ وَتَعَبٍ لِذَهَابِهِ عَنْ حَافِظَتِهِ بِالْكُلِّيَّةِ ، وَأَمَّا النِّسْيَانُ الَّذِي يُمْكِنُ مَعَهُ التَّذَكُّرُ بِمُجَرَّدِ السَّمَاعِ أَوْ إعْمَالِ الْفِكْرِ فَهَذَا سَهْوٌ لَا نِسْيَانٌ فِي الْحَقِيقَةِ فَلَا يَكُونُ مُحَرَّمًا وَتَأَمَّلْ تَعْبِيرَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَسْقَطْتُهَا دُونَ أُنْسِيتهَا يَظْهَرُ لَك مَا قُلْنَاهُ وَلَا يُعْذَرُ بِهِ ، وَإِنْ كَانَ لِاشْتِغَالِهِ بِمَعِيشَةٍ ضَرُورِيَّةٍلِأَنَّهُ مَعَ ذَلِكَ يُمْكِنُهُ الْمُرُورُ عَلَيْهِ بِلِسَانِهِ أَوْ قَلْبِهِ فَلَمْ يُوجَدْ فِي الْمَعَايِشِ مَا يُنَافِي هَذَا الْمُرُورَ فَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ مِنْهَا عُذْرًا فِي النِّسْيَانِ نَعَمْ الْمَرَضُ الْمُشْغِلُ أَلَمُهُ لِلْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَالْمُضْعِفُ لِلْحَافِظَةِ عَنْ أَنْ يَثْبُتَ فِيهَا مَا كَانَ فِيهَا لَا يَبْعُدُ أَنْ يَكُونَ عُذْرًا ؛ لِأَنَّ النِّسْيَانَ النَّاشِئَ مِنْ ذَلِكَ لَا يُعَدُّ بِهِ مُقَصِّرًا لِأَنَّهُ لَيْسَ بِاخْتِيَارِهِ ، إذْ الْفَرْضُ أَنَّهُ شُغِلَ قَهْرًا عَنْهُ بِمَا لَمْ يُمْكِنْهُ مَعَهُ تَعَهُّدَهُ وَقَدْ عُلِمَ مِمَّا قَرَّرْتُهُ أَنَّ الْمَدَارَ فِي النِّسْيَانِ إنَّمَا هُوَ عَلَى الْإِزَالَةِ عَنْ الْقُوَّةِ الْحَافِظَةِ بِحَيْثُ صَارَ لَا يَحْفَظُهُ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ كَالصِّفَةِ الَّتِي كَانَ يَحْفَظُهُ عَلَيْهَا قَبْلُ .وَنِسْيَانُ الْكِتَابَةِ لَا شَيْءَ فِيهِ وَلَوْ نَسِيَهُ عَنْ الْحِفْظِ الَّذِي كَانَ عِنْدَهُ وَلَكِنَّهُ يُمْكِنُهُ أَنْ يَقْرَأَهُ فِي الْمُصْحَفِ لَمْ يَمْنَعْ ذَلِكَ عَنْهُ إثْمُ النِّسْيَانِ لِأَنَّا مُتَعَبَّدُونَ بِحِفْظِهِ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ ، وَمِنْ ثَمَّ صَرَّحَ الْأَئِمَّةُ بِأَنَّ حِفْظَهُ كَذَلِكَ فَرْضُ كِفَايَةٍ عَلَى الْأُمَّةِ ، وَأَكْثَرُ الصَّحَابَةِ كَانُوا لَا يَكْتُبُونَ وَإِنَّمَا يَحْفَظُونَهُ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ وَأَجَابَ بَعْضُهُمْ عَنْ الْحَدِيثِ الثَّانِي بِأَنَّ نِسْيَانَ مِثْلِ الْآيَةِ أَوْ الْآيَتَيْنِ لَا عَنْ قَصْدٍ لَا يَخْلُو مِنْهُ إلَّا النَّادِرُ وَإِنَّمَا الْمُرَادُ نِسْيَانٌ يُنْسَبُ فِيهِ إلَى تَقْصِيرٍ ، وَهَذَا غَفْلَةٌ عَمَّا قَرَّرْتُهُ مِنْ الْفَرْقِ بَيْنَ النِّسْيَانِ وَالْإِسْقَاطِ ، فَالنِّسْيَانُ بِالْمَعْنَى الَّذِي ذَكَرْته حَرَامٌ بَلْ كَبِيرَةٌ وَلَوْ لِآيَةٍ مِنْهُ كَمَا صَرَّحُوا بِهِ ، بَلْ وَلَوْ لِحَرْفٍ كَمَا جَزَمْت بِهِ فِي شَرْحِ الْإِرْشَادِ وَغَيْرِهِ لِأَنَّهُ مَتَى وَصَلَ بِهِ النِّسْيَانُ وَلَوْ لِلْحَرْفِ إلَى أَنْ صَارَ يَحْتَاجُ فِي تَذَكُّرِهِ إلَى عَمَلٍ وَتَكْرِيرٍ فَهُوَ مُقَصِّرٌ آثِمٌ ، وَمَتَى لَمْ يَصِلْ إلَى ذَلِكَ بَلْ يَتَذَكَّرُهُ بِأَدْنَى تَذْكِيرٍ فَلَيْسَ بِمُقَصِّرٍ وَهَذَا هُوَ الَّذِي قَلَّ مَنْيَخْلُو عَنْهُ مِنْ حُفَّاظِ الْقُرْآنِ ؛ فَسُومِحَ بِهِ وَمَا قَدَّمْته مِنْ حُرْمَةِ النِّسْيَانِ وَإِنْ أَمْكَنَ مَعَهُ الْقِرَاءَةُ مِنْ الْمُصْحَفِ نَقَلَهُ بَعْضُهُمْ عَنْ جَمَاعَةٍ مِنْ مُحَقِّقِي الْعُلَمَاءِ وَهُوَ ظَاهِرٌ جَلِيٌّ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ . (كتاب الفتاوى الكبرى الفقهية للعالم العلامة والبحر القهامة ابن حجر المكي الهيتمي ج 1 ص 36-37)

فمذهب مالك رضي الله عنه حفظ الزائد عما تصح به الصلاة من القرآن مستحب اكد ابتداء ودواما فنسيانه مكروه ومذهب الشافعي نسيان كل حرف منه كبيرة تكفر بالتوبة والرجوع لحفظه. (حاشية الصاوي ج 3 ص 68)

 

15. TAJHIZ JANAZAH KORBAN KECELAKAAN PESAWAT

Deskripsi masalah:

Beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan oleh kecelakaan sebuah pesawat terbang yang menewaskan 189 orang penumpang dan kru pesawat dengan kondisi yang sangat mengenaskan, tidak ada satupun yang utuh. Dari keseluruhan korban, hanya sekitar 60-an orang yang dapat diidentifikasi oleh pihak terkait, itupun dari potongan-potongan tubuh yang sangat sulit untuk disatukan, karena yang berhasil dievakuasi ada yang hanya berupa potongan daging, tangan, usus, bahkan kulit saja.

Pertanyaan:

a.   Bagaimana cara mentajhiz janazah dengan kondisi tersebut?

b.  Bagaimana hukum membiarkan bagian-bagian tubuh yang kecil di tengah laut dengan alasan kesulitan menyatukannya?

c.   Bolehkah mengumpulkan bagian-bagian tubuh yang tidak teridentifikasi dalam satu kantong janazah dan menguburkan alam satu lubang?

Jawaban:

a.    Kewajiban kita masih tetap sama dengan janazah lainnya, mengkafani, mensholati dan menguburkannya hanya dalam masalah memandikan diganti dengan tayammum

b.    Tidak apa-apa, karena maksud dari memandikan sudah tercapai yaitu membersihkan

c.     Boleh

Referensi:

(وَيَلْزَمُ) عَلَى طِرِيْقِ فَرْضِ الْكِفَايَةِ (فِي الْمَيِّتِ)... الْمُسْلِمِ غَيْرِ الْمُحْرِمِ وَالشَّهِيْدِ (أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ غُسْلُهُ وَتَكْفِيْنُهُ وَالصَّلاَةُ عَلَيْهِ وَدَفْنُهُ ) (قَوْلُهُ غُسْلُهُ) أَيْ أَوْ بَدُلُهُ وَهُوَ التَّيَمُّمُ كَمَا لَوْ حُرِقَ بِالنَّارِ وَكَانَ لَوْ غُسِلَ تَهَرَّى . (الباجوري:1/242-243)

وَإِنْ كان بِحَيْثُ لو غُسِّلَ تَهَرَّى لِحَرْقٍ أو نَحْوِهِ يُمِّمَ بَدَلَ الْغُسْلِ لِعُسْرِهِ (اسنى المطالب: 1/305)

وهل تشترط نية الغاسل في غسل الميت ؟ وجهان الأصح عند الرافعي في المحرر لا يجب لأن المقصود من غسل الميت النظافة وهي تحصل بلا نية ولأن الميت ليس من أهل النية بخلاف الحي فعلى هذا يكفي غسل الكافر ولا يغسل الغريق لحصول النظافة والثاني أنه يشترط النية فعلى هذا لا يكفي غسل الكافر ولا الغريق علل بأنا مأمورون بغسله وصحح النووي في المنهاج وجوب غسل الغريق (كفاية الأخيار)

دَفْنُ الْمَيِّتِ فَرْضُ كِفَايَةٍ إِجْمَاعًا إِنْ أَمْكَنَ . انْظُرْ حَقِيقَتَهُ وَحُكْمَهُ ، وَأَفْضَلَ مَكَانٍ لِدَفْنِهِ، وَالأَحَقَّ بِدَفْنِهِ ، وَكَيْفِيَّتَهُ وَوَقْتَهُ ، وَمَا يَتَّصِلُ بِهِ مِنْ أَحْكَامٍ فِي مُصْطَلَحِ دَفْنٌأَكْثَرَ مِنْ وَاحِدٍ فِي قَبْرٍ وَاحِدٍ

لا خِلافَ بَيْنَ الْفُقَهَاء ِ فِي أَنَّهُ لا يُدْفَنُ أَكْثَرُ مِنْ وَاحِدٍ فِي قَبْرٍ وَاحِدٍ إِلا لِضَرُورَةٍ كَضِيقِ مَكَانٍ ، أَوْ تَعَذُّرِ حَافِرٍ ، أَوْ تُرْبَةٍ أُخْرَى ؛ لأَنَّ " النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْفِنُ كُلَّ مَيِّتٍ فِي قَبْرٍ وَاحِدٍ " (3) وَعَلَى هَذَا فِعْلُ الصَّحَابَةِ وَمَنْ بَعْدَهُمْ .

فَإِذَا دُفِنَ جَمَاعَةٌ فِي قَبْرٍ وَاحِدٍ : قُدِّمَ الأَفْضَلُ مِنْهُمْ إِلَى الْقِبْلَةِ ، ثُمَّ الَّذِي يَلِيهِ فِي الْفَضِيلَةِ عَلَى حَسَبِ تَقْدِيمِهِمْ إِلَى الإِمَامَةِ فِي الصَّلاةِ لِمَا رَوَى هِشَامُ بْنُ عَامِرٍ قَالَ : شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ أُحُدٍ فَقُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ : الْحَفْرُ عَلَيْنَا لِكُلِّ إِنْسَانٍ شَدِيدٌ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : احْفِرُوا وَأَعْمِقُوا ، وَأَحْسِنُوا ، وَادْفِنُوا الاثْنَيْنِ وَالثَّلاثَةَ فِي قَبْرٍ وَاحِدٍ ، قَالُوا : فَمَنْ نُقَدِّمُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : قَدِّمُوا أَكْثَرَهُمْ قُرْآنًا

ثُمَّ إِنْ شَاءَ سَوَّى بَيْنَ رُءُوسِهِمْ ، إِنْ شَاءَ حَفَرَ قَبْرًا طَوِيلا ، وَجَعَلَ رَأْسَ كُلِّ وَاحِدٍ مِنَ الْمَوْتَى عِنْدَ رِجْلِ الآخَرِ ، وَبِهَذَا صَرَّحَ أَحْمَدُ .

وَيُجْعَلُ بَيْنَ مَيِّتٍ وَآخَرَ حَاجِزٌ مِنْ تُرَابٍ وَيُقَدَّمُ الأَبُ عَلَى الابْنِ ، إِنْ كَانَ أَفْضَلَ مِنْهُ لِحُرْمَةِ الأُبُوَّةِ ، وَكَذَا تُقَدَّمُ الأُمُّ عَلَى الْبِنْتِ .

وَلا يُجْمَعُ بَيْنَ النِّسَاءِ وَالرِّجَالِ إِلا عِنْدَ تَأَكُّدِ الضَّرُورَةِ ، وَيُقَدَّمُ الرَّجُلُ وَإِنْ كَانَ ابْنًا .

فَإِنِ اجْتَمَعَ رَجُلٌ وَامْرَأَةٌ وَخُنْثَى وَصَبِيٌّ ، قُدِّمَ الرَّجُلُ ، ثُمَّ الصَّبِيُّ ، ثُمَّ الْخُنْثَى ، ثُمَّ الْمَرْأَةُ .

وَلِذَلِكَ فَيُكْرَهُ الدَّفْنُ فِي الْفَسَاقِي ، وَهِيَ كَبَيْتٍ مَعْقُودٍ بِالْبِنَاءِ يَسَعُ لِجَمَاعَةٍ قِيَامًا لِمُخَالَفَتِهَا السُّنَّةَ ، وَالْكَرَاهَةُ فِيهَا مِنْ وُجُوهٍ وَهِيَ :

عَدَمُ اللَّحْدِ ، وَدَفْنُ الْجَمَاعَةِ فِي قَبْرٍ وَاحِدٍ بِلا ضَرُورَةٍ ، وَاخْتِلاطُ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ بِلا حَاجِزٍ ،دَفْنُأَجْزَاءِالْمَيِّتِبَعْدَدَفْنِهِ : إِذَاوُجِدَتْأَطْرَافُمَيِّتٍ،أَوْبَعْضُبَدَنِهِلَمْيُغَسَّلْ،وَلَمْيُصَلَّعَلَيْهِعِنْدَالْحَنَفِيَّةِ،بَلْيُدْفَنُ. وَيَرَىالشَّافِعِيَّةُأَنَّهُلَوْوُجِدَعُضْوُمُسْلِمٍعُلِمَمَوْتُهُيَجِبُمُوَارَاتُهُبِخِرْقَةٍوَدَفْنُهُ،وَلَوْلَمْيُعْلَمْمَوْتُصَاحِبِالْعُضْوِلَمْيُصَلَّعَلَيْهِ،لَكِنْيُنْدَبُدَفْنُهُ،وَيَجِبُفِيدَفْنِالْجُزْءِمَايَجِبُفِيدَفْنِالْجُمْلَةِ . أَمَّاالْحَنَابِلَةُفَقَالُوا : إِنْوُجِدَجُزْءُالْمَيِّتِبَعْدَدَفْنِهِغُسِّلَ،وَصُلِّيَعَلَيْهِ،وَدُفِنَإِلَىجَانِبِالْقَبْرِ،أَوْنُبِشَبَعْضُالْقَبْرِوَدُفِنَفِيهِ،وَلاحَاجَةَإِلَىكَشْفِالْمَيِّتِ؛لأَنَّضَرَرَنَبْشِالْمَيِّتِوَكَشْفِهِأَعْظَمُمِنَالضَّرَرِبِتَفْرِقَةِأَجْزَائِهِ(الموسوعة ج 19 ص 8)

(قوله: يحرم دفن اثنين من جنسين بقبر) المراد بالجنس هنا وفيما بعده، الجنس العرفي، وهو ما يشمل النوع والصنف.وحاصل ما يتعلق بهذه المسألة أن الذي جرى عليه المؤلف - تبعا لشيخه ابن حجر، التابع لشيخه شيخ الاسلام - أن الاثنين إذا اتحدا نوعا كرجلين أو امرأتين، أو اختلفا فيه وكان بينهما محرمية أو زوجية أو سيدية، كره دفنهما معا.فإن اختلفا ولم يكن بينهما ما مر حرمذلك.والذي جرى عليه م ر: الحرمة مطلقا، اتحد الجنس أو اختلف، كانبينهما محرمية أو لا.وذلك لان العلة في منع الجمع التأذى، لا الشهوة.فإنها قد انقطعت بالموت.(قوله: إن لم يكن بينهما) أي الاثنين.(قوله: ومع أحدهما: كره) أي ومع وجود المحرمية أو الزوجية يكره دفنهما في قبر واحد.(قوله: كجمع متحدي جنس فيه) أي كما أنه يكره دفن جمع متحدي جنس في قبر واحد.(قوله: بلا حاجة) متعلق بكل من يحرم وكره، أي محل الحرمة أو الكراهة إن لم يكن حاجة، وإلا فلا حرمة ولا كراهة، كأن كثر الموتى وعسر إفراد كل بقبر، أو لم يوجد إلا كفن واحد، لانه (ص) كان يجمع بين الرجلين من قتلى أحد في ثوب، ويقدم أقرأهما للقبلة، ويجعل بينهما حاجز تراب. (حاشية اعانة الطالبين ج 2 ص 118)

 

16. TAHLILAN DI MASJID

Deskripsi masalah:

Pada satu daerah,jika orang meninggal dunia tahlilan selama tujuh hari dilaksanakan di masjid. Hal ini merupakan kesepakatan masyarakat di kampung tersebut dengan beberapa pertimbangan,diantaranya agar masyarakat kompak menghadirinya.

Pertanyaan

a.   Bagaimana hukum mengadakan tahlil tersebut dimasjid?

b. Bagaimana hukumnya makan,minum atau merokok di masjid sebelumatau sesudah tahlilan?

c.   Jika jamaah tahlil kehilangan sandal dan menemukan sandal lain yang mirip atau tersisa, bolehkah ia menggunakannya?

d. Bolehkah menggabungkan satu ayat dengan ayat lain dalam surat yang berbeda tanpa dipisah dengan basmalah atau ta'awudz?

Jawaban:

a.   Melaksanakan tahlil di masjid selama tidak menggangu orang shalat dan tidak mengganggu orang tidur maka hukumnya boleh.

b.  Boleh asal tidak mengganggu orang lain, tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Jika tidak maka makruh

c.   Tidak boleh,karena mengambil yang bukan haknya

d. Boleh.

Referensi:

لايكره فى المسجد الجهر بالذكر بأنواعه ، ومنه قراءة القرآن الا ان شوش على مصل ، أو آذى نائما ، بل ان كثر التأذي حرم فيمنع منه حينئذ اهـ (بغية المسترشدين ، 66)

ويجوز النوم فيه بلا كراهة وكذا لا بأس بالاكل والشرب والوضوء اذا لم يتأذ به الناس ولم يكن للمأكول رائحة كريهة كالثوم والا كره. (غاية تلخيص المراد:79)

باب الغصب وهو لغة أخذ الشيئ ظلما وشرعا استيلاء على حق الغير ولو منفعة كاقامة من قعد بمسجد أو سوق أو غير مال بغير حق ( كتاب تحفة الطلاب ص 81)

يجوز أن يخشى المصحف من التفسير والقراآت كما تخشى الكتب لكن ينبغى أخذا مما مر فى تخشية الكتب ان لا يكتب الا المهم المتعلق بلفظ القرآن دون نحو القصص والأعاريب الغريبة اهـ (الفتاوى الحديثية، 231)


17. AQIQAH BAYI

Deskripsi masalah:

Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa seorang bayi digadaikan dengan aqiqahnya, sehingga setiap orang mulai bayi bahkan sampai orang dewasa melaksanakan aqiqah,baik untuk dirinya atau anaknya.

Pertanyaan:

a.   Jika ada bayi dilahirkan, dalam keadaan mati apa masih harus aqiqah?

b.  Apa konsekuensinya bagi orang yang belum diaqiqahi sampai meninggal?

c.   Berapa ekor kambing yang harus disembelih untuk mengaqiqahi orang banci?

Jawaban:

a.   Disunahkan apabila bayi tersebut sudah ada ruhnya. Namun bila belum ada ruhnya, maka tidak disunahkan.

b. Orang yang tidak melaksanakan kesunnahan Aqiqah pada anaknya sampai meninggal dunia anak tersebut maka anak tersebut tidak bisa memberi syafaat nanti di hari kiamat terhadap orang tuanya.

c.   Terdapat perbedaan pendapat dikalangan Syafi'iyyah namun pendapat yang memiliki wajah (kuat) disamakan dengan anak wanita, artinya diaqiqahi dengan satu kambing.

Referensi:

وَسُئِلَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ هَلْ تُسْتَحَبُّ الْعَقِيقَةُ عَنْ السِّقْطِ مُطْلَقًا أَوْ يُفَرَّقُ بَيْنَ مَنْ ظَهَرْت فِيهِ أَمَارَةُ التَّخَلُّقِ مِنْ تَخْطِيطٍ وَغَيْرِهِ ؟ ( فَأَجَابَ ) نَفَعَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِعُلُومِهِ الْمُسْلِمِينَ بِأَنَّ الْعَقِيقَةَ إنَّمَا تُسَنُّ عَنْ سُقْطٍ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ كَمَا جَرَيْتُ عَلَيْهِ فِي شَرْحَيْ اْلإِرْشَادِ وَالْعُبَابِ تَبَعًا لِلزَّرْكَشِيِّ وَأَمَّا مَا لَمْ تُنْفَخْ فِيهِ الرُّوحُ فَهُوَ جَمَادٌ لاَ يُبْعَثُ وَلاَ يُنْتَفَعُ بِهِ فِي الآخِرَةِ فَلاَ تُسَنُّ لَهُ عَقِيقَةٌ بِخِلاَفِ مَا نُفِخَتْ فِيهِ فَإِنَّهُ حَيٌّ يُبْعَثُ فِي الآخِرَةِ وَيُنْتَفَعُ بِشَفَاعَتِهِ وَقَدْ قَالَ جَمَاعَةٌ مِنْ السَّلَفِ مَنْ لَمْ يَعُقَّ عَنْ وَلَدِهِ لاَ يَشْفَعُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَفْهَمَ مَا ذَكَرْته مِنْ أَنَّ الْعَقِيقَةَ تَابِعَةٌ لِلْوَلَدِ الَّذِي يَشْفَعُ وَهُوَ مَنْ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ فَكَذَلِكَ يُقَيَّدُ نَدْبُهَا بِمَنْ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ (الفتاوى الفقهية الكبرى :4/257)

قوله وإن مات قال في العباب ويعق عمن مات بعد السابع وأمكن الذبح لا قبل السابع أو التمكن من الذبح قال الشارح في شرحه على ما اقتضاه كلام الروضة وأصلها واعتمده في الكفاية لكن المجزوم به في المجموع أنه يعق عنه وإن مات قبل السابع وقول الأذرعييبعد ندبها عمن مات عقب الولادة أو قبل السبع ولعل ما في المجموع سبق قلم من بعد إلى قبل اه ليس في محله إذ سبق القلم لا يقدم عليه بالترجي وإنما غاية الأمر أن في المسألة خلافا فأجري في الروضة على وجه منه وجرى عليه في المجموع هنا لكنه في آخر الباب جرى على مقابلة فقال لو مات المولود قبل السابع استحبت العقيقة عندنا خلافا للحسن ومالك فقوله عندنا في مقابلة هذين الإمامين صريح في أن هذا هو المذهب انتهى سم عبارة المغني والأسنى والنهاية ويسن أن يعق عمن مات قبل السابع وبعد التمكن من الذبح (حواشي الشرواني ج 9 ص 370)

فيعق عنه في يوم السابع وإن مات قبله كما في النهاية ويندب العق عمن مات بعد الايام السبعة والتمكن من الذبح، وكذا قبلها كما في المجموع. (اعانة الطالبين ج 2 ص 337)

الفتاوى الفقهية الكبرى الجزء 4 صحـ : 257 مكتبة العربية

وَسُئِلَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ هَلْ تُسْتَحَبُّ الْعَقِيقَةُ عَنْ السِّقْطِ مُطْلَقًا أَوْ يُفَرَّقُ بَيْنَ مَنْ ظَهَرْت فِيهِ أَمَارَةُ التَّخَلُّقِ مِنْ تَخْطِيطٍ وَغَيْرِهِ ؟ ( فَأَجَابَ ) نَفَعَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِعُلُومِهِ الْمُسْلِمِينَ بِأَنَّ الْعَقِيقَةَ إنَّمَا تُسَنُّ عَنْ سُقْطٍ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ كَمَا جَرَيْتُ عَلَيْهِ فِي شَرْحَيْ اْلإِرْشَادِ وَالْعُبَابِ تَبَعًا لِلزَّرْكَشِيِّ وَأَمَّا مَا لَمْ تُنْفَخْ فِيهِ الرُّوحُ فَهُوَ جَمَادٌ لاَ يُبْعَثُ وَلاَ يُنْتَفَعُ بِهِ فِي الآخِرَةِ فَلاَ تُسَنُّ لَهُ عَقِيقَةٌ بِخِلاَفِ مَا نُفِخَتْ فِيهِ فَإِنَّهُ حَيٌّ يُبْعَثُ فِي الآخِرَةِ وَيُنْتَفَعُ بِشَفَاعَتِهِ وَقَدْ قَالَ جَمَاعَةٌ مِنْ السَّلَفِ مَنْ لَمْ يَعُقَّ عَنْ وَلَدِهِ لاَ يَشْفَعُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَفْهَمَ مَا ذَكَرْته مِنْ أَنَّ الْعَقِيقَةَ تَابِعَةٌ لِلْوَلَدِ الَّذِي يَشْفَعُ وَهُوَ مَنْ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ فَكَذَلِكَ يُقَيَّدُ نَدْبُهَا بِمَنْ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُوَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ. اهـ

كل غلام مرتهنبعقيقته.الحديث.وفسره أحمد وغيره بأن من لم يعق عليه لم يشفع لوالديه.واستحسنه الخطابي فقال: لمن يرجو شفاعة ولده أن يعق عنه ولو بعد موته (اعانة الطالبين ج 2 ص 128)

كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ الْحَدِيثُ ، وَفَسَّرَهُ أَحْمَدُ وَغَيْرُهُ بِأَنَّ مَنْلَمْ يَعُقَّ عَنْهُ لَمْ يَشْفَعْ لِوَالِدَيْهِ ، وَاسْتَحْسَنَهُ الْخَطَّابِيُّ ؛ فَيَنْبَغِي لِمَنْ يَرْجُو شَفَاعَةَ وَلَدِهِ أَنْ يُعِقَّ عَنْهُ وَلَوْ بَعْدَ مَوْتِهِ وَعَبَّرَ عَنْ عَدَمِ الشَّفَاعَةِ بِالِارْتِهَانِ لِأَنَّ الْمُرْتَهَنَ مَحْبُوسٌ غَالِبًا عِنْدَ رَاهِنِهِ فَلَا يَشْفَعُ ، فَشُبِّهَ مَنْ لَمْ يُعَقَّ عَنْهُ بِمَرْهُونٍ تَعَطَّلَ الِانْتِفَاعُ بِهِ ا هـ مُلَخَّصًا مِنْ شَرْحِ الْعُبَابِ لِابْنِ حَجَرٍ (كتاب حاشية بجيرمي على الخطيب ج 6 ص 134)

والأفضل أن يعق عن غلام أي ذكر بشاتين ويسن تساويهما و يسن أن يعق عن جاريةأي أنثى ومثلها الخنثى على الأوجه.... بشاة ويسن تساويهما كذا في النهاية والمغني قوله على الأوجه وفاقا لشيخ الإسلام والمغني وخلافا للنهاية والشهاب الرملي(كتاب تحفة المحتاج ج 9 ص 371)

 


19. BANK KONVENSIONAL

Deskripsi masalah:

Sebagaimana kita ketahui, hukum dalam menabung di bank konvensional terdapat beberapa penafsilan, sebagaimana dalam keputusan-keputusan bahtsul masail, mulai dari hukum haram, makruh, dan lain sebagainya.

Pertanyaan:

a.   Bagaimana hukum bekerja di bank konvensional?

b. Bagaimana hukum gaji/pendapatan yang diperoleh pegawai bank konvensional?

c.   Bolehkah meminjam modal di bank konvensional?

Jawaban:

a.   Bekerja di bank konvensional, hukumnya adalah sebagaimana bermu’amalah dengan orang yang kebanyakan hartanya haram, perinciannya sebagai berikut :

- Haram, jika mengetahui dengan yakin bahwa barang yang diterima dari bank adalah hasil riba.

- Makruh, jika ragu-ragu akan kehalalan dan keharamannya.

- Namun menurut pendapat Imam Al-Ghozali haram secara mutlak. Oleh karena itu, jika ada pekerjaan yang lain maka itu lebih selamat.

b.  Terjawab dalam poin a

c.   Boleh, selama tidak ada unsur "riba". Ketentuan "riba" itu yang menentukan adalah aqadnya, bukan bank atau bunganya, yang penting tidak ada kesepakatan untuk mengembalikan dengan ada kelebihan.

Referensi:

( فَرْعٌ ) يُسَنُّلِلْإِنْسَانِأَنْيَتَحَرَّىفِيمُؤْنَةِنَفْسِهِوَمُمَوِّنِهِمَاأَمْكَنَهُفَإِنْعَجَزَفَفِيمُؤْنَةِنَفْسِهِوَلَاتَحْرُمُمُعَامَلَةُمَنْأَكْثَرُمَالِهِحَرَامٌوَلَاالْأَكْلُمِنْهَاكَمَاصَحَّحَهُفِيالْمَجْمُوعِوَأَنْكَرَقَوْلَالْغَزَالِيِّبِالْحُرْمَةِمَعَأَنَّهُتَبِعَهُفِيشَرْحِمُسْلِمٍ

( قَوْلُهُ : يُسَنُّلِلْإِنْسَانِإلَخْ ) عِبَارَةُالْمُغْنِيقَالَفِيالذَّخَائِرِإذَاكَانَفِييَدِهِحَلَالٌوَحَرَامٌأَوْشُبْهَةٌوَالْكُلُّلَايَفْضُلُعَنْحَاجَتِهِقَالَبَعْضُالْعُلَمَاءِيَخُصُّنَفْسَهُبِالْحَلَالِفَإِنَّالتَّبِعَةَعَلَيْهِفِينَفْسِهِآكَدُ؛لِأَنَّهُيَعْلَمُهُوَالْعِيَالُلَاتَعْلَمُهُثُمَّقَالَوَاَلَّذِييَجِيءُعَلَىالْمَذْهَبِ،أَنَّهُوَأَهْلُهُسَوَاءٌفِيالْقُوتِوَالْمَلْبَسِدُونَسَائِرِالْمُؤَنِمِنْأُجْرَةِحَمَّامٍوَقِصَارَةِثَوْبٍوَعِمَارَةِمَنْزِلٍوَفَحْمِتَنُّورٍوَشِرَاءِحَطَبٍوَدُهْنِسِرَاجٍوَغَيْرِهَامِنْالْمُؤَنِاهـ .( قَوْلُهُوَلَاتَحْرُمُإلَخْ ) عِبَارَةُالْمُغْنِيوَلَوْغَلَبَالْحَرَامُفِييَدِالسُّلْطَانِقَالَالْغَزَالِيُّحَرُمَتْعَطِيَّتُهُوَأَنْكَرَعَلَيْهِفِيالْمَجْمُوعِوَقَالَمَشْهُورُالْمَذْهَبِالْكَرَاهَةُلَاالتَّحْرِيمُمَعَ،أَنَّهُفِيشَرْحِمُسْلِمٍجَرَىعَلَىمَاقَالَهُالْغَزَالِيُّاهـ (تحفةالمحتاجفيشرحالمنهاج (ج 41 / ص 275)

(و) جازلمقرض (نفع) يصللهمنمقترض،كردالزائدقدراأوصفة،والاجودفيالردئ (بلاشرط) فيالعقد،بليسنذلكلمقترض،لقوله (ص): إنخياركم: أحسنكمقضاءولايكرهللمقرضأخذه،كقبولهديته،ولوفيالربوي.والاوجهأنالمقرضيملكالزائدمنغيرلفظ،لانهوقعتبعا،وأيضافهويشبهالهدية،وأنالمقترضإذادفعأكثرمماعليه،وادعىأنهإنمادفعذلكظناأنهالذيعليه: حلف،ورجعفيه.وأماالقرضبشرطجرنفعلمقرضففاسد،لخبركلقرضجرمنفعة،فهورباوجبرضعفه: مجئمعناهعنجمعمنالصحابة.(فتحالمعين: 2/64)

(قوله: وأماالقرضبشرطإلخ) محترزقولهبلاشرطفيالعقد.(قوله: جرنفعلمقرض) أيوحده،أومعمقترضكمافيالنهاية (قوله: ففاسد) قالعش: ومعلومأنمحلالفسادحيثوقعالشرطفيصلبالعقد.أمالوتوافقاعلىذلكولميقعشرطفيالعقد،فلافساد.اه.والحكمةفيالفسادأنموضوعالقرض: الارفاق،فإذاشرطفيهلنفسهحقا: خرجعنموضوعهفمنعصحته.(قوله: جرمنفعة) أيشرطفيهجرمنفعة.(قوله: فهوربا) أيرباالقرض،وهوحرام (إعانةالطالبين (ج 3 / ص 65)

 

20. UMROH SEBELUM HAJI

Deskripsi masalah:

Sebagaimana kita ketahui, untuk bisa berangkat menunaikan ibadah haji, di Indonesia harus menunggu antrian hingga bertahun-tahun. Sehingga bagi mereka yang ingin segera melakukan ziarah Makkah Madinah memilih untuk melaksanakan umroh yang bisa langsung berangkat.

Pertanyaan:

a.   Bagaimana hukum melaksanakan umroh sebelum melaksanakan ibadah haji?

b.  Bagaimana  jika gara-gara melaksanakan umroh, biaya yang seharusnya mencukupi haji menjadi tidak cukup?

c.   Bagaimana hukumnya menambah biaya kepada yang berwenang supaya bisa segera berangkat?

Jawaban:

a.   Boleh, bahkan Rasulullah melakukan umroh 3 kali sebelum haji

b.  Tidak apa-apa, karena sudah tidak istitho’ah

c.   Tidak boleh kecuali sudah ada kerelaan dari orang yang punya hak

Referensi:

اجمع العلماء على جواز العمرة قبل الحج سواء حج في سنته ام لا، وكذا الحج قبل العمرة. واحتجوا له بحديث ابن عمر ان النبي صلى الله عليه وسلم اعتمر قبل ان احج، رواه البخاري. وبالاحاديث الصحيحة المشهورة ان رسول الله صلى الله عليه وسلم اعتمر ثلاث عمر قبل حجته. وكان اصحابه فى حجة الوداع اقساما منهم من اعتمر قبل الحج ومنهم من حج قبل العمرة. (المجموع شرح المهذب)

واعلمأنهيشترطكونالزاد،والراحلةفاضلينعننفقته،ونفقةمنتلزمهنفقتهوكسوتهممدةذهابهورجوعه،وكذاكونهمافاضلينعنمسكنوخادميلقيانبه،ومايحتاجإليهلزمانتهأومنصبهعلىالصحيحكمايشترطذلكفيالكفارةعندينه،ولوكانلهرأسماليتجرفيهأوكانتلهمستغلاتيحصلمنهانفقتهفهليكلفبيعها؟فيهوجهانأصحهمايكلفكمايكلففيالدينبخلافالمسكن،والخادملأنهيحتاجإليهمافيالحال،ومانحنفيهيتخذهذخيرةولوقدرعلىمؤنالحجلكنهمحتاجإلىالنكاحلخوفالعنت،وهوالزنافصرفهإلىالنكاحأهممنصرفهإلىالحجلأنحاجةالنكاحناجزة،والحجعلىالتراخيوإنلميخفالعنتفتقديمالحجأفضلوإلافالنكاحأفضل،ومنهاتخليةالطريق،ومعناهأنيكونآمناًفيثلاثةأشياءفيالنفسوالبضعوالمالوسواءقلالمالأوكثرلحصولالضررعليهفيذلك،وسواءكانالخوفعليهمنمسلمينأوكفارولوكانفيطريقهبحرلامعدلعنه: فإنغلبالهلاكلخصوصيةذلكالبحرأولهيجانولوكانفيطريقهبحرلامعدلعنه: فإنغلبالهلاكلخصوصيةذلكالبحرأولهيجانالأمواجفلايجبالحجوإنغلبتالسلامةوجب،وإناستويافخلافالأصحفيزيادةالروضةوشرحالمهذبعدمالوجوببليحرم (كفاية الاخيار: 1/219)

 

21. MODIFIKASI TEMBAKAU

Deskripsi masalah:

Sebagian petani tembakau berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas tembakau yang ditanamnya. Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat pembeli dan mempermahal tembakaunya. Diantara usaha yang dilakukan adalah dengan memberi pewarna atau mencampurkan gula pada tembakau.

Pertanyaan:

a.   Bolehkah hal tersebut dilakukan?

b.  Jika tidak boleh, bagaimana solusinya mengingat hal ini banyak dilakukan petani tembakau?

Jawaban:

a.   Tidak boleh karena ada unsur penipuan

b. Harus transparan dengan menjelaskan kepada pembeli

referensi:

(غ ش ش) باب الغش والتدليس، الغش والتدليس فى البيع بمعنى واحد قال الشيخ رحمه الله: إبداء البائع ما يوهم كمالا فى مبيعه كاذبا او كتم عيبه (شرح حدود ابن عرفة)

تَنْبِيهٌ : قَالَفِيشَرْحِالرَّوْضِيَجِبُعَلَيْهِإعْلَامُالْمُشْتَرِيبِالْعَيْبِوَإِنْلَمْيَكُنْالْعَيْبُمُثْبِتًالِلْخِيَارِ،وَقَالَالْأَذْرَعِيُّ : وَقَضِيَّةُكَلَامِهِمْأَنَّهُلَابُدَّمِنْالتَّعْيِينِوَلَايَكْفِيفِيهِجَمِيعُالْعُيُوبِ .

ثُمَّرَأَيْتفِيالْقُوتِقَالَالْإِمَامُالضَّابِطُفِيمَايَحْرُمُكِتْمَانُهُأَنَّمَنْعَلِمَشَيْئًايُثْبِتُالْخِيَارَفَأَخْفَاهُأَوْسَعَىفِيتَدْلِيسٍفِيهِفَقَدْفَعَلَمُحَرَّمًا،وَإِنْلَمْيَكُنْالشَّيْءُمُثْبِتًالِلْخِيَارِفَتَرْكُالتَّعَرُّضِلَهُلَايَكُونُمِنْالتَّدْلِيسِالْمُحَرَّمِ . (حاشية قليوبي: 2/235)

 

22. MELAGUKAN AYAT AL-QUR AN

Deskripsi masalah:

Dunia hiburan di bidang tarik suara mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Jika pada beberapa tahun yang lalu ada lagu qosidah yang dijadikan sarana dakwah, kini ada beberapa grup nasyid yang juga bermaksud memanfaatkan musik sebagai sarana dakwah, bahkan kemudian diikuti oleh penyanyi-penyanyi dari berbagai genre musik, mulai dangdut, pop, RB bahkan aliran rok. Pada perkembangan selanjutnya ada beberapa lagu yang kemudian menyelipkan kalimat-kalimat yang dinukil dari Al-Qur an dan Al-Hadits, baik mengambil lafadhnya secara langsung atau diterjemah ke dalam bahasa Indonesia.

Pertanyaan:

Bagaimana hukum menyanyikan lafadh Al-Qur an secara langsung dengan disertai alat malahi?

Jawaban:

Haram

Referensi:

فمنها ان يقرأ القرآن على ضرب الدف (شرح سلم التوفيق: 13)

وفى الحاوي الملاهي اما حرام كعود وطنبور ومعزفة وطبل ومزمار وما ألهى وصوت مطرب اذا انفرد (الزواجر: 2/430)

23. RUH MELIHAT KELUARGA

Deskripsi masalah:

Menjelang malam jum’at, sering terdengar para sepuh melarang para muda membuang sampah atau kotoran sembarangan, bahkan disuruh untuk memakai pakaian baru, dan menggiunakan wewangian. Alasan yang disampaikan ternyata klasik, yaitu dikarenakan ruh para leluhur di waktu-waktu tertentu akan mendatangi rumahnya, khawatir kotoran atau sampah yang dibuang akan mengenai para leluhur, dan agar leluruh senang ketika mendapati keluarganya dalam keadaan rapi dan wangi.

Pertanyaan:

a.   Benarkah ruh orang yang sudah mati itu bisa melihat ahli famili yang masih hidup di dunia?

b. Kalau bisa, kapan dan dimana melihatnya?

Jawaban:

a.   Benar

b.  di waktu malam di rumahnya.

Referensi:

ووردأيضا: إنأرواحالمؤمنينتأتيفيكلليلةإلىسماءالدنياوتقفبحذاءبيوتها،ويناديكلواحدمنهابصوتحزينألفمرة.ياأهلي،وأقاربي،وولدي.يامنسكنوابيوتنا،ولبسواثيابنا،واقتسمواأموالنا.هلمنكممنأحديذكرناويتفكرنافيغربتناونحنفيسجنطويلوحصنشديد؟فارحمونايرحمكمالله،ولاتبخلواعليناقبلأنتصيروامثلنا.ياعبادالله: إنالفضلالذيفيأيديكمكانفيأيدينا،وكنالاننفقمنهفيسبيلالله،حسابهووبالهعلينا،والمنفعةلغيرنا.فإنلمتنصرف - أيالارواح - بشئ،فتنصرفبالحسرةوالحرمان.ووردأيضاعنالنبيصلى الله عليه وسلم أنهقال: ماالميتفيقبرهإلاكالغريقالمغوث.ينتظردعوةتلحقهمنابنهأوأخيهأوصديقله،فإذالحقتهكانتأحبإليهمنالدنياومافيها. (اعانة الطالبين: 2/142)

 

24. ADZAN DI KUBURAN

Deskripsi masalah:

Sebagaimana kita ketahui bersama, adzan dan iqomah lazimnya dikumandangkan sebagai penanda masuknya waktu shalat dan shalat berjamaah, namun dalam seringkali kita lihat ketika janazah dimasukkan dalam liang lahat kemudian diadzani dan diiqamahi.

Pertanyaan:

a.   Bagaimana hukum sebenarnya orang yang meninggal diadzani dan diiqomahi?

b. Selain untuk shalat, saja yang bisa diadzani dan diiqomahi?

Jawaban:

a.   Khilaf di kalangan para ulama, ada yang menghukumi sunnah, menurut Ibnu Hajar Alhaitami tidak sunnat, namun jika mayit diturunkan bersamaan dengan adzan maka mayyit tersebut diringankan baginya pertanyaan kubur.

b. adzan juga disunnahkan pada telinga orang yang berduka, orang ayan, orang yang marah-marah, orang atau binatang yang buruk perangainya, ketika kebakaran, ketika ada kejahatan jin, dan pada telinga anak yang dilahirkan serta di belakang musafir.

Referensi:

واعلمأنهلايسنالاذانعنددخولالقبر،خلافالمنقالبنسبتهقياسالخروجهمنالدنياعلىدخولهفيها.قالابنحجر: ورددتهفيشرحالعباب،لكنإذاوافقإنزالهالقبرأذانخففعنهفيالسؤال (حاشية الباجوري لابن قاسم: 1/161، اعانة الطالبين: 1/230)

وقديسنالاذانلغيرالصلاة،كمافيأذنالمهموموالمصروعوالغضبان،ومنساءخلقهمنإنسانأوبهيمة،وعندالحريق،وعندتغولالغيلان - أيتمردالجن -.وهووالاقامةفيأذنيالمولودوخلفالمسافر. (فتح المعين: 1/267)

 

25. BUDAYA BARAT

Deskripsi masalah:

Budaya barat perlahan tapi pasti mulai mewabah di kalangan muda-mudi kita. Contoh yang cukup sering kita temui adalah mewarnai rambut dengan warna yang bermacam-macam, atau wanita yang mengerik alisnya kemudian menggantinya dengan menggambar menggunakan pensil khusus atau sulam alis.

Pertanyaan:

a. Bagaimana hukum semir selain hitam?

b. Bagaimana pula hukum mengerik alis?

Jawaban :

a.   Hukum bersemir merah, kuning, baik pada keseluruhan rambut kepala atau hanya sebagian diperinci sebagai berikut :

-Dalam kondisi rambut beruban dan pada saat model semir tersebut menyerupai (tasyabbuh) pada kebiasaan (adat) orang-orang fasik, maka hukum bersemir merah dan kuning bagi laki-laki atau wanita yang belum bersuami terjadi khilaf (perbedaan ulama). Menurut Imam Al-Ghazali hukumnya haram Dan menurut Imam ‘Izzuddin Ibnu‘Abdissalam tetap diperbolehkan.

- Dalam kondisi rambut tidak beruban, maka diperbolehkan bagi wanita yang sudah bersuami atas seijin suaminya. Namun bagi wanita yang belum bersuami terjadi khilaf (perbedaan ulama). Menurut sebagian ulama haram karena tasyabbuh bil fussaq (menyerupai kebiasaan orang-orang fasik). Dan menurut pendapat yang lain diperbolehkan apabila ada tujuan yang dibenarkan syariat (gharad shahih).

b.  Menurut jumhurul ulama'wanita yang bersuami diperbolehkan mengerik alisnya apabila ada izin dari suami atau qorinah yang menunjukan adanya izin dari suami. Sedangkan wanita yang tidak bersuami hukum mengerik alis tidak diperbolehkan, namun sebagian ulama' memperbolehkannya apabila diperlukan untuk pengobatan atau hal tersebut merupakan aib, dengan syarat tidak tadlis pada orang lain.

Referensi:

يحرمعلىالوليخضبشعرالصغيرولوأتثىإذاكانأصهببالسوادلمافيهمنتغييرالخلقةالكتاب: إثمدالعينينص78

مانصهفإنقلتفقدصرحهذاالخضابشعاراالأعاجموقدنهيناعنالتشبهبهملأنمنتشبهبقومفهومنهمفماتصنعفىهذاالتعارضقلتأماحجةالإسلامالغزالىرضىاللهعنهفإنهقالفىكتابالسماعمنإحيائهمهماصارتالسنةشعارالأهلالبدعةقلنالتركهاخوفامنالتشبهبهموأماسلطانالعلماءالعزالدينعبدالسلامفإنهأشارإلىردهفىفتاوهإذاقالالمرادبالأعاجمالذيننهيناعنالتشبهبهمأتباعالأكثرةفىذالكالزمانويختصالنهىبمايفعلونعلىخلافمقتضىشرعنافأمامافعلوهعلىوفقالإيجابأوالندبأوالإباحةفيشرعنافلايتركلأجلتعاطيهمإياهفإنالشرعلاينهىعنالتشبهبماأذناللهفيه. (حسنالسيرفىبيانأحكامأنوعالتشبهصحـ 11-12)

قالالرمليفيشرحهنعميجوزللمرأةذلكبإذنزوجهاأوسيدهالأنلهغرضافيتزينهابهاهـ

الكتاب: فتاوىعزالدينبنعبدالسلامص37

اتّفقالفقهاءعلىأنّنتفشعرالحاجبينداخلفينمصالوجهالمنهيّعنهبقولهصلىاللهعليهوسلم : « لعناللّهالنّامصات،والمتنمّصات » ... الى ان قال ...واتّفقالفقهاءعلىأنّالنّهيعنالتّنمّصفيالحديثمحمولعلىالحرمة،ونقلعنأحمدوغيرهأنّالنّهيمحمولعلىالكراهة . وجمهورالعلماءعلىأنّالنّهيفيالحديثليسعامّا،وذهبابنمسعودوابنجريرالطّبريّإلىعمومالنّهي،وأنّالتّنمّصحرامعلىكلّحال . وذهبالجمهورإلىأنّهلايجوزالتّنمّصلغيرالمتزوّجة،وأجازبعضهملغيرالمتزوّجةفعلذلكإذااحتيجإليهلعلاجأوعيب،بشرطأنلايكونفيهتدليسعلىالآخرين . قالالعدويّ : والنّهيمحمولعلىالمرأةالمنهيّةعناستعمالماهوزينةلها،كالمتوفّىعنهاوالمفقودزوجها . أمّاالمرأةالمتزوّجةفيرىجمهورالفقهاءأنّهيجوزلهاالتّنمّص،إذاكانبإذنالزّوج،أودلّتقرينةعلىذلك،لأنّهمنالزّينة،والزّينةمطلوبةللتّحصين،والمرأةمأمورةبهاشرعالزوجها. (الموسوعةالفقهيةالكويتية: 15 / ص 69)

 

26. MAKMUM PADA SHALAT SUNNAH

Deskripsi masalah:

Karena terlambat dalam mengikuti shalat jamaah, seorang santri akhirnya tidak nututi untuk makmum kepada imam di masjid. Dengan alasan ingin shalat berjamaah, akhirnya santri tersebut menunggu imam melakukan shalat sunnah ba’diyah lalu niat makmum kepada imam yang shalat sunnah tersebut.

Pertanyaan:

a. Bolehkah berjamaah shalat fardlu kepada orang yang shalat sunnah?

b. Apakah masih mendapatkan fadlilah shalat jamaah?

Jawaban:

a.   Boleh tapi makruh, karena dalam jamaah tidak ada syarat harus sama dalam jenis (adaa’/qadla’) dan derajatnya (fardlu/sunnah)

b.  Mendapatkan fadlilah shalat jamaah

Referensi:

ولايضراختلافنيةالاماموالمآموملعدمفخشالمخالفةفيهما، فيصحاقتداءالمفترضبالمتنفلوالمؤدىبالقاضىوفيطويلةبقصيرةكظهربصبحوبالعكوسلكنهمكروهومعذلكتحصلفضيلةالجماعةقالالسويقىوالكراهةلاتنقىالفضيلة . (الشرقاوي: 1/322)

 

27. PUASA WANITA

Deskripsi masalah:

Bagi kaum hawa, kedatangan ‘tamu’ bulanan adalah hal yang wajar, dan ketika itu dilarang melakukan shalat, puasa, dan lain sebagainya. Namun ada sebagian wanita yang mengkonsumsi obat agar pada bulan ramadlan tamu bulanannya tidak datang dengan alasan malas ketika harus qadla’ di luar ramadlan.

Pertanyaan:

a.   Bolehkah hal tersebut dilakukan?

b.  Bolehkah seseorang yang sedang melaksanakan puasa qodlo’ juga diniati puasa sunnah syawal?

Jawaban:

a.   Boleh asal tidak membahayakan

b.  Boleh, namun menurut Abu Mukhrimah yang mengikuti Assamhudi tidak boleh.

Referensi:

وَفِيْفَتَاوَىالْقَمَّاطِمَاحَاصِلُهُجَوَازُاسْتِعْمَالِالدَّوَاءِلِمَنْعِالْحَيْضِ (غاية التلخيص: 196)

أَمَّاأَنْتَصُوْمَالْحَيْضُبِسَبَبِدَوَاءٍفِيْغَيْرِمَوْعِدِهِفَإِنَّالظَّاهِرَعِنْدَهُمْأَنَّهُلَايُسَمَّىحَيْضًاوَلَاتَنْقَضِيْبِهَعِدَّتُهَاوَهَذَابِخِلَافِمَاإِذَااسْتَعْمَلَتْدَوَاءًيَنْقَطِعُبِهِالْحَيْضُفِيْغَيْرِوَقْتِهِالْمُعْتَادِفَإِنَّهُيُعْتَبَرُطُهْرًاوَتَنْقَضِيْبِهِالْعِدَّةُعَلَىأَنَّهُلَايَجُوْزُلِلْمَرْأَةِأَنْتَمْنَعَحَيْضَهَاأَوْتَسْتَعْجِلُإِنْزَالَهُإِذَاكَانَذَلِكَيَضُرُّصِحَّتَهَالِأَنَّالْمُحَافَظَةَعَلَىالصِّحَّةِوَاجِبَةٌ (الفقه على المذاهب الاربعة: 1/103)

وفيالكرديمانصه: فيالاسنىونحوهالخطيبالشربينيوالجمالالرمليالصومفيالايامالمتأكدصومهامنصرفإليها،بللونوىبهغيرهاحصلتإلخ: زادفيالايعابومنثمأفتىالبارزيبأنهلوصامفيهقضاءأونحوهحصلا،نواهمعهأولا. وذكرغيرهأنمثلذلكمالواتفقفييومراتبانكعرفةيومالخميس. اهـ (اعانة الطالبين : 2/252)

(مسألة: ك): ظاهرحديث: «وأتبعهستاًمنشوّال»وغيرهمنالأحاديثعدمحصولالستإذانواهامعقضاءرمضان،لكنصرحابنحجربحصولأصلالثوابلإكمالهإذانواهاكغيرهامنعرفةوعاشوراء،بلرجح (مر) حصولأصلثوابسائرالتطوعاتمعالفرضوإنلمينوها،مالميصرفهعنهاصارف،كأنقضىرمضانفيشوّال،وقصدقضاءالستمنذيالقعدة،ويسنّصومالستوإنأفطررمضاناهـ. قلت: واعتمدأبومخرمةتبعاًللسمهوديعدمحصولواحدمنهماإذانواهمامعاً،كمالونوىالظهروسنتها،بلرجحأبومخرمةعدمصحةصومالستلمنعليهقضاءرمضانمطلقاً. (بغيةالمسترشدينص 113-114)

 

28. MEMPERBAHARUI NIKAH

Deskripsi masalah:

Akhir-akhir ini banyak sekali kita jumpai pasangan suami istri yang melakukan pembaharuan nikah. Motif dari tindakan tersebut beragam, ada yang karena baru terjadi pertengkaran hebat di antara suami istri tersebut, ada juga karena mendapat petunjuk dari seseorang dengan harapan memperbaiki kondisi rumah tangga.

Pertanyaan:

a. Bagaimana hukum memperbaharui nikah?

b. Benarkah memperbaharui nikah berarti menceraikan istri terlebih dahulu?

Jawaban:

a. Tajdidunnikah menurut pendapat yang shahih hukumnya boleh karena di dalam membangun nikah terdapat unsur TAJAMMUL (memperindah) dan IHTIYAATH (kehati-hatian dari sepasang suami istri) sebab bisa saja terjadi sesuatu yang bisa merusak nikah tanpa mereka sadari dan membangun nikah menetralisir kemungkinan tersebut, sedangkan menurut pendapat yang lemah tidak boleh karena dapat merusak akad nikah yang pertama

b. Menurut pendapat pertama tidak terjadi perceraian, sedangkan menurut pendapat kedua terjadi perceraian dan mengurangi hitungan talak, jika dilakukan tiga kali maka membutuhkan muhallil.

Referensi:

أَنَّمُجَرَّدَمُوَافَقَةِالزَّوْجِعَلَىصُورَةِعَقْدٍثَانٍمَثَلاًلاَيَكُونُاعْتِرَافًابِانْقِضَاءِالْعِصْمَةِاْلأُولَىبَلْوَلاَكِنَايَةَفِيهِوَهُوَظَاهِرٌإِلَىأَنْقَالَوَمَاهُنَافِيمُجَرَّدِطَلَبٍمِنْالزَّوْجِلِتَجَمُّلٍأَوْاحْتِيَاطٍفَتَأَمَّلْهُ. (تحفة المحتاج: 7/391)

وَلَوْجَدَّدَرَجُلٌنِكَاحَزَوْجَتِهِلَزِمَهُمَهْرٌآخَرُ ِلأَنَّهُإِقْرَارٌبِالْفُرْقَةِوَيَنْتَقِضُبِهِالطَّلاَقُوَيَحْتَاجُإِلَىالتَّحْلِيْلِفِىالْمَرَّةِالثَّالِثَةِ. (الانوار لأعمال الابرار: 2/156)

لوجددرجلنكاحزوجتهلزمهمهرأخرلأنهإقرارفيالفرقةوينتقصبهالطلاقويحتاجإليالتحليلفيالمرةالثالثة. (الانوار لأعمال الابرار: 7/88)

وعبارته: لأنالثانيلايقاللهعقدحقيقةبلهوصورةعقدخلافالظاهرمافيالأنواروممايستدلبهعلىمسئلتناهذهمافيفتحالباريفيقولالبخاريإليأنقالقالابنالمنيريستفادمنهذاالحديثانإعادةلفظالعقدفيالنكاحوغيرهليسفسخاللعقدالأولخلافالمنزعمذلكمنالشافعيةقلتالصحيحعندهمانهلايكونفسخاكماقالهالجمهورإهـ (حاشية الجمل على المنهاج: 4/245)

 

29. SELAMATAN KEMATIAN DAN HAUL

Deskripsi masalah:

Sudah menjadi tradisi dalam masyarakat kita, ketika ada anggota keluarga yang meninggal, maka akan dilaksanakan tahlilan sampai tujuh hari, bahkan mengadakan haul setiap tahun.

Pertanyaan:

a. Bolehkah mengadakan tahlil kematian sampai tujuh hari dengan memberi makanan kepada yang hadir?

b. Bolehkah mengadakan selamatan haul?

Jawaban:

a. penentuan hari dan kumpulan pada hari-hari tersebut hukumnya makruh, tapi tidak menghilangkan pahalanya shadaqah selamatan

b. Boleh

Referensi:

ان تهيئة الاطعمة يوم الوفاة او ثالث ايامها او سابعها مكروهة من حيث الاجتماع والتخصيص وتلك الكراهة لا تزيل ثواب الصدقة (احكام الفقهاء: 1/15)

( وَسُئِلَ ) أَعَادَاللَّهُعَلَيْنَامِنْبَرَكَاتِهِعَمَّايُذْبَحُمِنْالنَّعَمِوَيُحْمَلُمَعَمِلْحٍخَلْفَالْمَيِّتِإلَىالْمَقْبَرَةِوَيُتَصَدَّقُبِهِعَلَىالْحَفَّارِينَفَقَطْوَعَمَّايُعْمَلُيَوْمَثَالِثِمَوْتِهِمِنْتَهْيِئَةِأَكْلٍوَإِطْعَامِهِلِلْفُقَرَاءِوَغَيْرِهِمْوَعَمَّايُعْمَلُيَوْمَالسَّابِعِكَذَلِكَوَعَمَّايُعْمَلُيَوْمَتَمَامِالشَّهْرِمِنْالْكَعْكِوَيُدَارُبِهِعَلَىبُيُوتِالنِّسَاءِاللَّاتِيحَضَرْنَالْجِنَازَةَوَلَمْيَقْصِدُوابِذَلِكَإلَّامُقْتَضَىعَادَةِأَهْلِالْبَلَدِحَتَّىإنَّمَنْلَمْيَفْعَلْذَلِكَصَارَمَمْقُوتًاعِنْدَهُمْخَسِيسًالَايَعْبَئُونَبِهِوَهَلْإذَاقَصَدُوابِذَلِكَالْعَادَةَوَالتَّصَدُّقَفِيغَيْرِالْأَخِيرَةِأَوْمُجَرَّدَالْعَادَةِمَاذَايَكُونُالْحُكْمُجَوَازٌوَغَيْرُهُوَهَلْيُوَزَّعُمَاصُرِفَعَلَىأَنْصِبَاءِالْوَرَثَةِعِنْدَقِسْمَةِالتَّرِكَةِوَإِنْلَمْيَرْضَبِهِبَعْضُهُمْوَعَنْالْمَبِيتِعِنْدَأَهْلِالْمَيِّتِإلَىمُضِيِّشَهْرٍمِنْمَوْتِهِلِأَنَّذَلِكَعِنْدَهُمْكَالْفَرْضِمَاحُكْمُهُ .

( فَأَجَابَ ) بِقَوْلِهِجَمِيعُمَايُفْعَلُمِمَّاذُكِرَفِيالسُّؤَالِمِنْالْبِدَعِالْمَذْمُومَةِلَكِنْلَاحُرْمَةَفِيهِإلَّاإنْفُعِلَشَيْءٌمِنْهُلِنَحْوِنَائِحَةٍأَوْرِثَاءٍوَمَنْقَصَدَبِفِعْلِشَيْءٍمِنْهُدَفْعَأَلْسِنَةِالْجُهَّالِوَخَوْضِهِمْفِيعِرْضِهِبِسَبَبِالتَّرْكِيُرْجَىأَنْيُكْتَبَلَهُثَوَابُذَلِكَأَخْذًامِنْأَمْرِهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَمَنْأَحْدَثَفِيالصَّلَاةِبِوَضْعِيَدِهِعَلَىأَنْفِهِوَعَلَّلُوهُبِصَوْنِعِرْضِهِعَنْخَوْضِالنَّاسِفِيهِلَوْانْصَرَفَعَلَىغَيْرِهَذِهِالْكَيْفِيَّةِوَلَايَجُوزُأَنْيُفْعَلَشَيْءٌمِنْذَلِكَمِنْالتَّرِكَةِحَيْثُكَانَفِيهَامَحْجُورٌعَلَيْهِمُطْلَقًاأَوْكَانُواكُلُّهُمْرُشَدَاءَلَكِنْلَمْيَرْضَبَعْضُهُمْبَلْمَنْفَعَلَهُمِنْمَالِهِلَمْيَرْجِعْبِهِعَلَىغَيْرِهِوَمَنْفَعَلَهُمِنْالتَّرِكَةِغَرِمَحِصَّةَغَيْرِهِالَّذِيلَمْيَأْذَنْفِيهِإذْنًاصَحِيحًاوَإِذَاكَانَفِيالْمَبِيتِعِنْدَأَهْلِالْمَيِّتِتَسْلِيَةٌلَهُمْأَوْجَبْرٌلِخَوَاطِرِهِمْلَمْيَكُنْبِهِبَأْسٌلِأَنَّهُمِنْالصِّلَاتِالْمَحْمُودَةِالَّتِيرَغَّبَالشَّارِعُفِيهَاوَالْكَلَامُفِيمَبِيتٍلَايَتَسَبَّبُعَنْهُمَكْرُوهٌوَلَامُحَرَّمٌوَإِلَّاأُعْطِيَحُكْمَمَاتَرَتَّبَعَلَيْهِإذْلِلْوَسَائِلِحُكْمُالْمَقَاصِدِوَاَللَّهُسُبْحَانَهُوَتَعَالَىأَعْلَمُبِالصَّوَابِ . (الفتاوى الفقهية الكبرى: 3/95)

وروى البيهقي فى الشعب عن الواقدي قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم يزور الشهداء بأحد فى كل حول واذا بلغ رفع صوته فيقول: سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار. ثم ابو بكر كل حول يفعل مثل ذلك ثم عمر ثم عثمان. وكانت فاطمة رضي الله عنها تأتيه وتدعو. وكان سعد

 بن ابي وقاص يسلم عليهم ثم يقبل على اصحابه فيقول : ألا تسلمون على قوم يردون عليكم السلام. اهـ (شرح احياء علوم الدين الجزء العاشر فى بيان زيارة القبور)

 

30. AQIQAH DENGAN SAPI

Deskripsi masalah:

Pada umumnya aqiqoh menggunakan kambing,  dua ekor untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan.

Pertanyaan:

Bolehkah aqiqoh menggunakan satu ekor sapi untuk beberapa orang sesuai dengan hitungan dalam qurban?

Jawaban :

Boleh, karena dalam masalah ini memang sama dengan qurban. Referensi:

( يُسَنُّأَنْيُعَقَّعَنْ ) مَوْلُودٍ ( غُلاَم ) أَيْذَكَرٍ ( بِشَاتَيْنِوَجَارِيَةٍ ) أَيْأُنْثَى (بِشَاةٍ ) بِأَنْيَذْبَحَبِنِيَّةِالْعَقِيقَةِمَاذُكِرَوَيَطْبُخَكَمَاسَيَأْتِيوَالْعَاقُّمَنْتَلْزَمُهُنَفَقَةُالْمَوْلُودِوَلاَيَعُقُّعَنْهُمِنْمَالِهِقَوْلُهُ (بِشَاتَيْنِ) وَأَفْضَلُمِنْهُمَاثَلاَثٌوَمَازَادَإلَىسَبْعٍثُمَّبَعِيرٌثُمَّبَقَرَةٌوَكَالشَّاتَيْنِسَبُعَانِمِنْنَحْوِبَدَنَةِفَأَكْثَرَوَتَجُوزُمُشَارَكَةُجَمَاعَةٍسَبْعَةٍفَأَقَلَّفِيبَدَنَةٍأَوْبَقَرَةٍسَوَاءٌكَانَكُلُّهُمْعَنْعَقِيقَةٍأَوْبَعْضُهُمْعَنْأُضْحِيَّةٍأَوْلاَوَلاَكَمَامَرَّوَفُضِّلَالذَّكَرُكَالدِّيَةِاهـ

قَوْلُهُ : ( وَسِنُّهَاإلَخْ ) أَيْوَهِيَكَاْلأُضْحِيَّةِفِيسِنِّهَاوَسَلاَمَتِهَاوَاْلإِهْدَاءِوَالتَّصَدُّقِوَقَدْرِالْوَاجِبِوَجِنْسِهِوَوُجُوبِهَابِالنَّذْرِأَوْالْجُعْلِوَاعْتِبَارِاْلأَفْضَلِمِنْهَاقَدْرًاوَجِنْسًاوَمُشَارَكَةًوَلَوْنًاوَجَوَازِالادِّخَارِمِنْغَيْرِالْوَاجِبَةِ , وَوُجُوبِالتَّصَدُّقِبِجَمِيعِالْوَاجِبَةِوَجَوَازِأَكْلِوَلَدِهَاوَشُرْبِفَاضِلِلَبَنِهَاوَعَدَمِصِحَّةِنَحْوِالْبَيْعِوَلَوْلِجِلْدِهَاوَغَيْرِذَلِكَ. نَعَمْلاَيَجِبُالتَّصَدُّقُبِجُزْءٍمِنْهَانِيئًاوَيَجُوزُبَيْعُالْغَنِيِّمَاأُهْدِيَلَهُمِنْهَاقَالَهُشَيْخُنَااهـ (حاشيتاقليوبيوعميرة:4 / 257)

 

 


 

PENGURUS LEMBAGA BAHTSUL MASAIL

MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL ULAMA PASONGSONGAN

MASA KHIDMAH 2016-2020

 

 

KETUA                     : EM. KAMILUL HIMAM

WAKIL KETUA        : K. WAHLI SAHE

SEKRETARIS           : SYAMSUL ARIFIN

WK. SEKRETARIS   : MARWI RIYADI

BENDAHARA          : H. HASYIM ASY’ARI

WK. BENDAHARA : ATHO UL HASAN

 

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Barang kali perlu dalam bentuk slide, sehingga tampilannya lebih bagus, 🙏🙏🙏

    BalasHapus
  2. Untuk tahap awal sudah mantap. Berikutnya pastinya akan lebih baik karena akan dishare setiap satu kali kegiatan. Selamat dan terimakasih kepada LTN MWC NU, LBM MWC NU dan NU Online Pasongsongan

    BalasHapus