Puisi Ahmad Jasimul Ahyak

Gambar: Istimewa


Pengharapan

Semakin engkau ke dalam

Arungi samudera qalbu

Semakin terasa adanya Tuhan

Menarilah...

Engkau dengan ombak ketakutan

Menangislah...

Engkau dengan debur pengharapan

Top of Form

Bottom of Form

 

Kedok Penguasa

Dihamparan sajadah suci

Bermuara lumuran darah

Darah...!

Yang telah mengkristal energi nafsu

Dalam tubuhnya

Wajah aslimu tak mampu lagi

Kau sembunyikan racun

Ternyata engkau adalah iblis

Berjubah malaikat

Curang...!

Penista...!

Penjilat, Bersarung dusta

Kemenanganmu

Hanya pelabuhan syahwat kuasamu

Untuk siapa

Untuk apa

Engkau bertahan dengan wajah

Yang sudah terbongkar

Berlayar pada Dzikir

Bila kau paham

Inilah kalam

Yang menorehkan ayat alifMu

Dalam diam!

Tegak!

Yang mengalir dikedua mata

Kuarungi hijaiyah

Di kehidupan dunia

Tanganku bergetar memahat rasa

Pada harakat demi harakat berbunyi, kun

Kutuliskan  rindu yang kian syahdu

Pada kalimat dzikir

Yang berlayar pada takdir nasibku

Syukur...

Ikhlas...

Adalah kapal besarku

Tauhid adalah nahkodaku

Sampai kebahagiaan menjumpaiku

 

Rindu Terkekang

Tadi pagi

Senja kulepaskan

Lalu ku jemput malam

Yang terbentang di butiran bulan

Yang mengambang

Pada malam

Rindu kini dikekang

Pada sepi yang meradang

Sekarang...

Menghilang

Tenggelam

Senyam

Lenyap dalam kebisuan

Terdiam dalam kenangan

Rindu kini terkekang

Pada cinta menggenang.

 

Kenang tak Terlupakan

Masihkah kau catat

Ingat...bayang

Kalender 2000

Di bulan november

1

Harapan baru

Tuk merajut sebuah mimpi

Yang ku ukir

Pada sabit senyum

Sang buah hati

2

Kala itu gerimis sendu

Membasahi aroma harum

Lembab tanah sang kasih

Pada sudut-sudut jendela

Yang basah di ujung jalan

Di langit kasih

Hujan berdiam

Di gelap

Dalam ingatan

3

Ketika lelah menangis

Air mata kembali menetes

Mengingat...

Mengenang...

Arti sebuah tanya

Yang tak mampu menjawabnya

Mengapa?

Aku ragu

Kenapa?

Itu perasaan

Hanya kamu...

Yang bisa mengartikan

 

---------------------

*Penyair adalah Novelis, Penyair dan Cerpenis. Lahir di Pasongsongan, Sumenep.

Tulisannya sudah dimuat diberbagai media online. Selain menulis sastra, dia juga menggeluti seni rupa.

Posting Komentar

0 Komentar