Makna Kemerdekaan bagi Pedagang di Pasar Tradisonal Pasongsongan dalam Situasi Pandemi

NU Online Pasongsongan

Dalam beberapa pekan terakhir ini, para pedagang di pasar tradisional Pasongsongan mengeluh akibat sepinya pengunjung. Syaiful Anwar (37), penjual kacamata di pasar tradisional tersebut menuturkan, sepinya pengunjung sudah ia rasakan sejak Covid-19 menjadi pandemi, lebih-lebih dengan diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga pada level 3 ini. Karena itu, makna kemerdekaan di tengah situasi pandemi menurutnya terbebas dari Covid-19.

“Bagi kami, makna kemerdekaan kali ini ialah terbebas dari Covid-19 ,” kata pria yang akrab disapa Bang Ipul saat ditemui bintangsembilannews.com dalam rangka merefleksikan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-76, Selasa (17/08/21).   

Sepinya pembeli sejak diberlakukannya PPKM juga dirasakan Lukman (45). Namun, pria yang puluhan tahun menggeluti penjualan baju itu menyadari bahwa PPKM merupakan upaya pemerintah untuk menanggulangi lonjakan Covid-19. Usaha pemerintah tersebut, bagi dirinya harus didukung dengan tetap patuh pada protokol kesehatan (prokes) dan melaksanakan suntik vaksin. 

“Makanya, saya pun tertawa ketika ada orang yang mengatakan vaksin itu bisa membunuh seseorang. Nyatanya, banyak yang tidak melakukan suntik vaksin, toh mereka mati. Ingat, kematian seseorang itu, semuanya sudah diatur oleh Allah Swt, bukan karena vaksin, apalagi menuduh pemerintah zalim,” tandasnya. 

Karena itulah, makna kemerdakaan pada HUT RI tahun ini bagi Lukman tidak hanya merdeka dari Covid-19, melainkan juga terbebas dari informasi hoax.   

“Untuk mengakhiri pandemi ini, pemahaman dan langkah kita harus sama dalam memerangi Covid-19. Jika kita masih asal percaya pada simpang siur informasi yang tak jelas sumbernya, jangan pernah bermimpi kita terbebas dari pandemi ini,” tegasnya.

Buhati, penjual kopi di pasar tradisional pasongsongan

Hal senada juga diungkapan Buhati (40). Satu-satunya penjual kopi di pasar tradisional tersebut menyayangkan sikap beberapa pihak yang justru semakin memperparah situasi pandemi dengan menebar informasi hoax.

"Yang bukan pakar juga ikut ngomong ini dan itu tentang corona dan vaksinasinya. Akibatnya, pandemi ini semakin parah. Pasar pun juga ikut sepi. Apakah mereka tidak kasihan melihat nasib orang seperti saya ini yang dengan terpaksa harus gali lubang tutup lubang,” tandasnya.

Karena itu, dirinya berharap agar HUT RI tahun ini bisa menumbuhkan kesadaran kolektif untuk segera mengakhiri pandemi Covid-19, yakni dengan tetap patuh pada prokes dan melakukan suntik vaksin.

“Bagi kami, merdeka hari ini adalah terbebas dari Covid-19. Patuh pada prokes dan melakukan suntik vaksin merupakan bentuk perjuangan kami demi mengakhiri pandemi ini,” pukasnya. 

 

Pewarta: Dayat

Editor: Amir
Dokumen: MWCNU Pasongsongan

Posting Komentar

0 Komentar