Hidiri Musran, Kiai Rifki Ingatkan Turunnya Bala bagi Penghina NU

NU Online Pasongsongan

KH Muhammad Rifqi Nasruddin Khalil yang akrab di sapa Kiai Rifqi mengingatkan akan turunnya bala bagi mereka yang menghina dan membenci NU.

Pesan itu beliau sampaikan saat menghadiri Musyawarah Ranting (Musran) NU Lebbeng Barat, Pasongsongan, Ahad (27/09/21).

“Jika NU kita hina dan kita hianati, Naudzubillah, bala akan menimpa kita. Jadi, hal inilah yang harus diketahui masyarakat, sehingga mereka tidak mudah menghina NU,” kata beliau.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Azhar itu merasa miris melihat orang-orang yang terlanjur menghina NU. Sebab, banyak fakta menunjukkan bahwa bala itu nyata menimpa para pembenci NU. Sebagai bukti, beliau menceritakan sebuah peristiwa yang dialamai salah satu ulama yang mati dalam keadaan suul khatimah, sekitar 3 tahun yang lalu. 

“Sebab, di masa hidupnya, ulama tersebut tidak henti-hentinya menghina NU, dan menyakiti salah ulama yang tulus mengabdi di NU dengan tuduhan sebagai pendukung PKI,” terang beliau.

Sebelumnya, Wakil Rais Syuriyah MWCNU Pasongsongan itu mengajak kepada seluruh warga Lebbeng Barat untuk meraih barokah dengan berjuang bersama-sama di NU. Meraih borakah melalui NU menurut Kiai Rifqi adalah sesuatu yang pasti. Sebab, tidak ada fakta yang membuktikan bahwa orang mengabdi di NU itu hidunya melarat atau serba kekurangan dalam hal materi.

“Saya berkata seperti ini, karena saya sendiri yang merasakan dan mengalaminya. NU sangat jelas barokahnya. Sangat jelas. Hal ini saya rasakan sendiri. Sebelum saya ucapkan dengan lisan, Allah SWT telah mengabulkan apa yang saya pikirkan,” jelas beliau.

Namun sebaliknya, ketika ada barokah, pasti juga ada bala. Sebagaimana dalam analogi beliau, sumber yang besar juga terdapat comberan yang besar pula.    

“Karena itu, meskipun NU dihujani banyak fitnah, secara pribadi saya berkeyakinan bahwa NU adalah tempat terbaik bagi saya untuk berkhidmat,” tegas beliau.

Mengutip dawuh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, Kiai Rifqi berkata bahwa orang yang mengabdi di NU akan diakui sebagai santri Hadratussyekh dan didoakan khusnul khotimah beserta keluarganya. Khusnul khotimah dalam penjelasan beliau adalah mati dengan membawa kalimat Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah.

“Hal inilah yang menjadi spirit bagi kami dan para ulama terdahulu untuk mengabdi di NU. Jangan ragukan lagi untuk mengabdi di NU,” tegas beliau.    

Lebih kanjut dirinya menegaskan, sanad jam’iya Nahdlatul Ulama sangat jelas, yakni Waliyyun Min 'Auliya'illah. Didirikan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dan memperoleh perintah dari Syaikhona Muhammad Kholil Bin Abdul Latif Bangkalan.

“Jika yang mendirikan NU bukan wali Allah, maka NU sudah tenggelam sejak dulu,” pungkasnya.   

 

Pewarta: Totok

Editor: Amir
Dokumen: MWCNU Pasongsongan

Posting Komentar

0 Komentar