Shalat Idul Adha yang digelar di Masjid Al Falah, Panaongan, Pasongsongan, Ahad (10/07/2022), diimami oleh Rais Syuriyah MWCNU Pasongsongan, KH. Abd Gaffar. Sedangkan yang bertindak sebagai khatib ialah ketua tanfidziyahnya, K. Ahmad Riyadi.
Dalam khutbah tersebut, Kiai Riyadi menjelas tiga makna penting yang harus digali dari momentum Idul Adha.
“Pertama, sebagaimana yang dicontohkan kepatuahan Nabi Ibrahim AS. ketika diperintahkan Allah SWT. untuk menyembelih putranya sendiri, maka makna Idul Adha mengajarkan kita tentang totalitas kepatuhan kepada Allah SWT.,” terangnya.
Namun, lanjutnya, pergantian Nabi Ismail AS. dengan domba-domba besar juga mengisyaratkan bahwa menghilangkan nyawa atau mengorbankan tubuh manusia sebagaimana yang berlangsung dalam tradisi kuno tidak diperbolehkan.
“Kedua, Idul Adha merupakan momentum dalam meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS. Iklas dalam menyerahkan segala apa yang dimiliki,” ungkapnya.
Ketiga, Idul Adha atau yang sering disebut Idul Qurban bagi Ketua NU Pasongsongan itu juga mengajarkan tentang hidup berbagi kepada sesama, utamanya bagi mereka yang membutuhkan.
“Hal ini menunjukkan bahwa agama tidak
sekadar mengajar tentang shalat dan puasa. Melainkan agama juga mengasah
kepedulian kita terhadap nasib sesama,” pungkasnya.
Pewarta: Amir
0 Komentar