Meskipun peringatan tersebut diselenggarakan secara sederhana, namun acara yang dipusatkan di kediaman Mahdum Ibrahim berlangsung khidmat. Lebih-lebih saat K. Sudahri dalam sambutannya mencoba merefleksikan peristiwa tersebut dalam konteks kekinian.
“Isra’ dan Mi’raj adalah peristiwa agung. Sebab perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha hingga Sidratul Muntaha adalah perjalanan pertama manusia menuju luar angkasa,” ungkap Ketua PAC Pergunu Pasongsongan itu penuh semangat.
Peristiwa tersebut baginya tidak hanya mendorong umat islam agar menjadi ahli dalam persoalan agama, sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap sains dan teknologi.
“Dalam konteks kekinian, perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju Sidratul Muntaha bisa kita maknai sebagai pencapaian sains dan teknologi tingkat tinggi. Hal ini pulalah yang menjadi tolok ukur kemajuan sebuah bangsa,” tegasnya.
Diakhir penyamapaian, Kiai Sudahri ingatkan kepada semua guru yang hadir saat itu agar aswaja menjadi materi prioritas di sekolah atau madrasah.
"Penerapan materi aswaja di madrasah yang terselenggara sampai saat ini harus terus dirawat. Sementara, bagi sekolah yang belum melaksanakannya, harap dikawal,” pungkasnya.
Dalam kesempatan
tersebut, PAC Pergunu Pasongsongan juga sukses membentuk panitia setiap desa
dalam mempersiapkan acara Khotmil Quran dan Santunan Anak Yatim pada Ramadhan
mendatang.
Pewarta: Siti
Sofiyah
0 Komentar