K. Ahmad Fajar Shidiq: Memetik Seribu Manfaat dari Taman Surga Dunia

Foto: Istimewa
MWC NU Pasongsongan - Majelis dzikir atau perkumpulan dzikir merupakan wajud nyata dari taman surga dunia yang menyimpan beribu manfaat dan bisa dipetik.

Hal itu disampaikan K. Ahmad Fajar Shidiq saat menjadi penceramah di perkumpulan Istighotsah yang dipusatkan di rumah Ust. Ibnu, Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, Senin (22/02/21) malam.

K. Fajar panggilan akrabnya mengutip sebuah hadist, dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah Saw. bersabda,”Jika kamu melewati taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, “apakah yang dimaksud taman surga itu?” Beliau menjawab,”Majelis dzikir.” (HR. Tirmidzi)

“Karena majelis dzikir ini adalah taman surga dunia, tentu saja ada banyak manfaat yang bisa kita peroleh di mejelis dzikir ini,” katanya.

Dirinya yang saat ini diberi amanah sebagai Wakil Rais Syuriah MWC NU Pasongsongan menyebutkan bahwa majelis dzikir adalah tempat yang mulia. Sebab, di tempat tersebut ada banyak malaikat yang bertugas menabur rahmat dan menebar ketenangan. Sebagaimana hadist dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id r.a, Rasulullah Saw. bersabda, Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir (mengingat) Allah Swt., melainkan mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi oleh rahmat, diturunkan sakinah (ketenangan), dan mereka disebut oleh Allah Swt. di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)

“Maka, sangat beruntung tuan rumah yang saat ini rumahnya menjadi tempat berdzikir kepada Allah Swt,” ungkap K. Fajar.

Terkait dengan ketenangan hati, dirinya mengutip salah satu ayat dalam Al-Quran, artinya “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah Swt., Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar-Ra’d Ayat: 28)

“Hati tidak bisa dijamu dengan materi, melainkan harus dijamu dengan dzikir untuk memperoleh ketenangan,” katanya.

Dengan berdzikir, menurut K. Fajar dapat memudahkan seseroang menyelesaikan peliknya persoalan dunia, termasuk pula masalah rezeki.

“Sebab, dengan berdzikir, akan menambah takwa kepada Allah Swt. Sementara, orang yang takwa kepada-Nya akan diberi kemudahan dalam segala hal,” tegasnya.

Hal itu didasarkan pada ayat Al-Quran yang artinya, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah Swt. niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah Swt. niscaya Allah Swt. akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah Swt. melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Swt. telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At Talaq: 2-3)

Lebih lanjut, K. Fajar menyebutkan beberapa bacaan dzikir yang tidak boleh terlewatkan, mengingat besarnya faedah bacaan tersebut. Salah satunya ialah Laa ilaha illalah wahdahu laa syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qodir (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya).

Dikutip dari Habib Abdullah bin Alwi, penulis Rotibul Haddad, dirinya menjelaskan bahwa bacaan tersebut dapat menjauhkan seseorang dari berbagai macam musibah.

Selain itu, K. Fajar juga menyebutkan, subhanallah wabihamdihi merupakan bacaan yang paling dicintai Allah Swt. Sebagaimana dikutip dalam suatu riwayat bahwa pada suatu hari, Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang ucapan yang paling dicintai Allah Swt. Rasulullah Saw. Menjawab, “subhanallah wabihamdihi, subhanallahi al-azhim”.  

Sebagai pemungkas, Wakil Rais Syuriah MWC NU Pasongsongan itu mengingatkan agar jamaah selalu istiqomah di kumpulan Istighotsah tersebut.

“Apalagi di majelis ini ada Habib Taha, yang barangkali besok di akhirat, beliau akan menolong kita,” pungkasnya.  

Sementarta itu, Ketua Kumpulan Istighotsah K. Hosnan Mustafa dalam penutupnya menekankan pentingnya menjadwalkan mubaligh sekalipun tidak dalam setiap pertemuan.

“Diusianya yang hampir mendekati 22 tahun, semuga kumpalan ini tidak hanya berkembang secara kuantitas. Karena itu, menghadirkan mubaligh di kumpulan ini sangat penting. Sebab, selain berdzikir dan menjalin silaturahmi, kita juga akan memperoleh ilmu di majelis dizikir ini,” paparnya sebelum acara diakhiri dengan pembacaan sholawat asyghil. (Amir/NAF)

    


Posting Komentar

0 Komentar