Puisi-puisi Ebi Langkung*

Ilustrasi gambar: doc/g


Serat Brambang

sepedih apa yang kau alami
mari kita merendah satu sama lain
bukankah tuhan  mencipta yang selapis
tentang kebaikan dan keburukan yang sama tipis

berikan aku rentan waktu enam puluh hari
untuk yang bakal tumbuh jadi rempah, bumbu
atau sedap makanmu
boleh kau ajak kawan kentalku semisal lada, merica
dan kunir untuk bergabung jadi satu 
demi kebaikan yang sama persis santun hidangan

jangan lupa tersenyum
bila matamu berair, sebab pedih memang datang sekali
untuk rela melupakan rasa yang kau campur
ke dalam kuah dan sambal

ketika itu aku mulai melapaskan nama-nama, bendera
dan rasaku sendiri untuk kelezatan tamu-tamu
kau tak perlu mengingatku, kecuali pada ulekan istrimu                                                               
                                                             2016


Bau Kencur

aku tumbuh dari timur
dengan tubuh kecil dan tampak buruk
serat kuning keputihan adalah takdirku

aku memiliki cabang agar sedikit mudah mengembang
cabangku kanak dan melulu berdiam di lumpur
karna dianggap kaku bila di atas meja pertemuan
dengan begitu, lalu disebut negara terbelakang

apa mungkin perundingan bisa kita semai di dapur-dapur
karna di punggungnya telah kutemui bekas luka 
tuan yang menghitam, semisal biji hitam dalam sawu

coba panggil kunir, lada dan imam ginseng
perlu kita tambal, supaya encoknya
keluar dari tahap kutukan

oh tidak, jangan kawan, memang semula
mereka yang dari merdeka itu, mari kita sirih dulu
darahnya belum mampat
bukankah ini berjudul sari rapat

oh, dasar kumat buaya dalam sangkar
tidak, sebab mereka memang terbiasa
dengan pengawet
mari segera usung dari timur, Ucap tuan dapur
                                                                    2016


Percakapan Rempah-rempah

baiklah, kita bertemu lagi di sini
untuk sesiapa yang bertamu

dulu katamu, di antara kita pernah disebut-sebut
di dalam kitab, kami lupa. Musa pernah berkata kebaikan
hidup kita dari yang rendah dan kembali ke tanah

di sebuah café mereka tak menyimpan nama kita
mereka tak memiliki penglihatan yang jelas
juga tak memiliki kedalaman rasa yang pas

rasa yang masing-masing kita miliki
kecuali menu sajian yang berasal dari sepuhan kami
soto, rawon, penyet dan pecel madiun

masing-masing kami dibawa dari tanah yang lain
kemi senang naik mobil untuk sebuah perjalanan yang jauh
menanam kebaikan di timur, di sini kemana sesaudara kita.?

baiklah, tidak apa-apa
mereka memang senang bila kami tak segera sampai.
2016


Beranda

kurawat jantungmu dengan doa yang berpagar
agar yang di dalam dan di luar sama-sama memekarkan salam
lalu bunga dadamu akan mudah saling mengenal
salamku salam ibarat, pohon juga bunga-bunga di dekat jendela
kuhias hingga matamu menyala burung bangau 
seperti perasaan kita yang sama-sama hijau

oh, apa kita mengenal kedalaman
biru yang berbuih dari kuncup bunga perlahan menetas 
dan tergelincir dari dalam lubukku
hati-hati kutangkup, dan kubersihkan rumput
untuk kupungut sebagai kepak yang mengentalkan rindu
hujan yang berkali menenggelamkan kenangan
juga jejakmu yang sering kau puisikan dalam diam
seperti jendela sunyi yang menggambarkan isi bulan
dan ketinggian mimpi, “aku ingin kau kekal di jantungku” ucapmu

kurawat bungan juga pohon yang tertanam di halaman batinku
sebab aku tahu akar sesekali mekar menyapa
dan menunggu kedatanganmu 
untuk yang bakal tumbuh sebagai cinta dan bahasa
jika kita sama menyayangi yang di luar, yang di dalam
akan samar-samar memekar          
2016


------------------------
*Penyair pernah bergiat di Komunitas Tikar Merah Surabaya dan Komunitas Lubuk Laut Madura. Saat ini, ia tianggal di Pasongsongngan, dan sebagai koordinator Lesehan Sastra Lesbumi NU Pasongsongan. Berbagai puisinya telah dipublikasikan diberbagai media massa, baik lokal ataupun nasional. Seperti Kompas, Tempo, Indopos, Majalah Suluk dan lain sebagainya. 
Selain itu, puisinya juga termaktub dalam Antologi Bersama “Ngaji Laut Ngaji Kembang Seteguk Air Sungai Pagi”, juga termuat dalam Antologi Puisi Halte Sastra 2015 Dewan Kesenian Surabaya (DKS) dan Antologi Penyair Muda Madura “Ketam Ladam Rumah Ingatan” 2016 LSS komunitas Reboung. Mendapat undangan Temu Penyair Nusantara 2016 dalam Pekan Kebudayaan Aceh Barat. Adapun puisi pada edisi ini terkumpul dalam Siul Sapi Betina yang diterbitkan Halaman Indonesia, Yogyakarta.          
      

  

Posting Komentar

0 Komentar