Innalillahi, Rais Syuriah MWCNU Pasongsongan Tutup Usia

Pasongsongan, NU Online Pasongsongan

Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun. Belum genap tujuh hari wafatnya Ny. Jauharatun Nafisah yang merupakan salah satu pentolan aktivis Fatayat, Warga NU Pasongsongan kembali harus berduka karena ditinggal Rais Syuriahnya, KH. Mohammad Musthofa Mukammal yang wafat di kediamannya, Pakotan, Pasongsongan, Ahad (04/07/21), sekitar pukul 14.00 Wib.

Diterangkan, Ny. Jauharatun Nafisah yang wafat pada Rabu (30/06/21) pagi merupakan putri pertama almarhum KH. Mohammad Musthofa Mukammal. Lima hari kemudian, disusul oleh wafatnya beliau.

Menyikapi berita duka tersebut, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep menginstruksikan untuk melaksanakan shalat ghaib dan tahlil melalui surat dengan nomor 172/PC/A.II/L-37/VII/2020. Instruksi tersebut ditujukan kepada Pengurus MWCNU se-Sumenep, Ranting, Anak Ranting, Pengurus/Pimpinan Lembaga dan Badan Otonom di semua tingkatan, serta warga NU se-Sumenep.

Hal senada juga dihimbau Ketua MWCNU pasongsongan K. Ahmad Riyadi melalui platform WhatsApp. Bahkan, beliau menunda semua kegiatan pengurus, termasuk pula penundaan kumpulan Macapat yang terjadwal pada waktu itu juga.

“Semua pengurus NU, Lembaga dan Badan Otonom di semua tingkatan diharap untuk melaksanakan shalat ghaib dan tahlil serta menunda semua kegiatan pengurus. Sebab, kita dan warga NU saat ini benar-benar kehilangan sosok yang patut diteladani. Sungguh, sebagai pengurus NU, kami masih terlalu dini untuk ditinggal sendiri oleh beliau,” ungkapnya.

Menurutnya, ada banyak hal yang harus diteladani dari almarhum terkait gerakan sosial dan pengabdiannya di NU. Bahkan, pada kesempatan yang berbeda, mantan aktivis PMII Jember itu pernah meminta kepada Redaktur bintangsembilannews.com agar menulis rekam jejak Pengasuh Pondok Pesantren Al-istikmal itu. Sayangnya, sebelum tulisan tersebut digarap, beliau lebih dulu tutup usia.

Dalam keterangan singkatnya, K Riyadi mengatakan bahwa almarhum K.H. Mohammad Musthofa Mukammal adalah kiai karismatik yang kiprahnya di NU, khususnya di Pasongsongan, tidak bisa dinomorduakan.

Dijelaskan pula, sebelum diamanahi sebagai A’wan PCNU Sumenep dan Rais Syuriah MWCNU Pasongsongan, almarhum pernah menjadi Ketua Tanfidziah dua periode.

“Setelah itu, almarhum diamanahi sebagai Rais Syuriah sebelum periode ini,” terangnya.

Di dunia politik, lanjut Kiai Riyadi, almarhum yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Al-Fattah Jember juga sempat membidani Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Pasongsongan sebagai ketua, serta terpilih sebagai anggota DPRD Sumenep dari Fraksi PKB di masa Gusdur.

“Baru setelah itu, almarhum lebih serius ngrumat NU di Pasongsongan,” pungkasnya.



Pewarta: Atok el-Real
Editor: Ahmad Junaidi
Dokumen: MWCNU Pasongsongan

Posting Komentar

0 Komentar