Terinspirasi Mas Putu, Kiai Sattar Gambarankan Islam Rahmatan Lil Alamin

Terinspirasi ketika berdialog dengan Mas Putu, K Ahmad Abdullah Sattar beri gambaran Islam Rahmatan Lil Alamin secara mudah dan ringan.

“Ada hal yang paling berkesan saat saya berada di Bali, yakni ketika saya bertemu dan berdialog dengan Mas Putu, salah satu pemangku di daerah Bali,” ungkapnya saat menyampaikan materi NU dan Kebangsaan dalam acara turba (turun ke bawah) MWCNU Pasongsongan di Ranting NU Pasongsongan Utara, senin (26/06/2023) di Pesantren Al Manfiq II, Dusun Murasen, Desa Pasongsongan.

Dalam dialog tersebut, Ketua LAZISNU MWCNU Pasongsongan itu bercerita tentang kecenderungan Mas Putu kepada NU karena pemahamannya yang moderat dan toleran.

“Cara dakwah NU itu, kata Mas Putu, dengan cara yang santun. Tidak pernah marah. Tidak pernah mengkafir-kafirkan orang lain. Hal ini yang membuat Mas Putu lebih suka kepada NU dari pada yang lain,” terang Kiai Sattar sapaan akrabnya.

Apa yang dirasakan Mas Putu, lanjut Kiai Satta, ternyata juga dirasakan oleh mayoritas masyarakat Bali. Hal itu terbukti ketika ia melihat antusiasme masyarakat setempat dalam mensukseskan setiap pengajian yang diselenggarakan NU.

“Setiap pengajian NU, para pecalang dipastikan hadir demi mensukseskan acara. Ada yang menjaga keamanan kiai, menjaga parkir, dan lain sebagainya,” katanya.

Atas fakta tersebut, dirinya menyimpulkan bahwa dakwah yang lentur dan mampu menyesuaikan kebutuhan masyarakat menjadi kunci bagi NU diterima oleh semua orang. Bahkan di luar negeri, NU diberi wewenang untuk merekomendasi para dai yang akan berceramah di sana.

“Sebagaimana yang saya alami saat di Hongkong. Cinna, dan Taiwan. Para dai tidak boleh berceramah di negara tersebut tanpa ada rekomendasi dari NU,” tutur dia.




Pewarta: Hamdan
Editor: Siti Sofiyah
Dokumen: MWCNU Pasongsongan

Posting Komentar

0 Komentar