Tongtong merupakan salah satu musik tradisional yang hingga
hari ini masih digemari banyak orang. Meskipun derasnya arus digitalisasi kian
merubah semua sektor kehidupan termasuk kesenian tradisional, namun eksistensi musik
tongtong masih memiliki daya pikat yang sangat kuat di hati masyarakat,
khususnya warga Pasongsongan.
Hal itu terbukti saat 3 grup musik tongtong menggelar
pertunjukan pada Senin (08/04/2024) malam ini mendapat sambutan luar biasa dari warga Pasongsongan.
Bak semut mengerubungi makanan, warga tumpah memenuhi
bibir jalan untuk sekadar menyaksikan permainan musik tongtong yang berjalan di
sepanjang jalan raya protokol di Pasongsongan.
Sebenarnya, pertunjukan musik sejenis perkusi ini
sudah biasa digelar di penghujung bulan Ramdhan atau jelang malam hari raya
Idul Fitri dengan melibatkan beberapa grup tongtong secara sukarela
Dengan tanpa berharap imbal jasa, mereka yang turut
serta memeriahkan acara tersebut bagi Gus Ahmad Jasimu Ahyak merupakan cara lain
tebar kebaikan di bulan Ramadhan ini.
“Tebar kebaikan di bulan Ramadhan tidak harus
gabi-bagi takjil, bagi-bagi santunan, atau pula bagi-bagi sembako. Percuma kita
tabur segudang santunan namun dengan hati yang sombong dan riya’,” tegas Ketua
Lesbumi NU Pasongsongan itu saat menyaksikan pertunjukan musik tradisional
tersebut.
Bagi seniman, lanjut pria yang kerap disapa Gus Mul, tebar
kebaikan itu memiliki makna yang sangat luas.
“Buatlah warga bahagia. Buatlah warga tersenyum.
Buatlah warga terhibur. Buatlah mereka berhenti memikirkan ruwetnya kehidupan ini
walau sejenak. Itu juga merupakan bagian dari sedekah di bulan yang penuh
kemuliaan ini,” pungkasnya.
Pewarta: Hamdan
Editor: Siti Sofiyah
Dokumen: MWCNU Pasongsongan
0 Komentar